Macet Bukan Alasan Industri Otomotif Ditekan

VIVAnews - Kemacetan dinilai tidak bisa menghambat pertumbuhan industri otomotif di Indonesia yang tengah berkembang saat ini. Mesti, pesatnya kendaraan disinyalir sebagian pihak sebagai penyebab utama macetnya jalan di Ibukota.

Presiden Direktur Indomobil Group Gunadi Sindhuwinata membantah bahwa kemacetan bisa menjadi alasan untuk membatasi pertumbuhan industri otomotif.

Barikade 98 Ajukan Amicus Curiae, Minta Hakim MK Putuskan Sengketa Pilpres Secara Adil

"Ini anggapan yang tidak betul. Kalau ada sektor lain yang membatasi karena masalah kemacetan, mereka hanya mencari jalan keluar yang paling mudah, tapi bukan solusi," kata dia dalam Seminar Nasional Industri Otomotif Indonesia "Merebut Posisi Puncak di Pasar ASEAN" di kantor Departemen Perindustrian Gatot Subroto Jakarta, Rabu, 17 Juni 2009.

Menurut Gunadi, kemacetan memang masalah krusial tapi bukan menjadi alasan untuk membatasi perkembangan industri otomotif agar lebih kompetitif. "Industri kita harus berkembang, karena populasi kendaraan kita lebih rendah ketimbang negara lain," ujarnya.

Dia membandingkan dengan Jepang. Populasi kendaraan roda empat di negara tersebut mencapai 75,86 juta unit atau lebih dari sepuluh kali lipat dari populasi di Indonesia yang hanya 6,98 juta unit. Padahal, populasi penduduk Indonesia dua kali lipat penduduk Jepang.

"Di Jepang tidak ada masalah dengan lalu lintas, karena transportasi publik dikelola baik," ujarnya.

Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Darmadi. "Yang macet kan hanya di Jakarta, tapi coba ke Sragen atau Boyolali dan luar Jawa, tidak macet," katanya.

Menurut dia, permintaan kendaraan, terutama di luar pulau Jawa masih tinggi. "Ini menjadi indikator ukuran kesejahteraan masyarakat, sehingga mungkin ke depan akan terus ditingkatkan," ujar Budi.

Budi menuturkan, penduduk Thailand yang sebanyak 60 juta dengan pendapatan perkapita sebesar US$3.500 mempunyai permintaan yang sama dengan Indonesia dengan penduduk yang empat kali lipat dan pendapatan perkapita masih sekitar US$2.200.

"Jadi, kalau pendapatan perkapita kita sama dengan Thailand maka demand kendaraan kita juga akan berlipat lagi," kata dia.

antique.putra@vivanews.com

Lahan terlantar di dunia

10 Lahan Terlantar yang Paling Menakjubkan di Bumi Saat Ini

Saat ini hutan belantara ini telah berubah menjadi kota hantu di mana tidak ada yang tumbuh dan tidak ada yang hidup. Berikut adalah 10  lahan terlantar di muka  bumi ini

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024