Pemilu di Aceh Dinilai Banyak Ancaman
VIVAnews - Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) mengungkap berbagai ancaman baik fisik maupun psikologi dalam pelaksanaan pemilihan umum di Aceh. Hal itu terungkap dalam persidangan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi.
Contohnya, kata Ketua Partai SIRA Kecamatan Bener Meria Azhari, saksi Mursyidah diancam akan diperkosa jika memberikan kesaksian.
"Malam sebelumnya salah satu ketua partai SIRA Hasbullah didatangi partai Aceh, namanya Jamaluddin, yang mengatakan jika Partai Sira menang leher akan digorok," kata Azhari saat memberikan kesaksian dalam persidangan di MK, Jakarta, Selasa 2 Juni 2009.
Azhari mengatakan Partai SIRA sudah melaporkan adanya ancaman tersebut kepada panitia pengawas. "Tapi sampai saat ini belum ada tindakan," tutur dia.
Menurut dia, pelaksanaan pemilu di Aceh, khususnya di Kecamatan Bener Meria kacau. Di Bener Meria, lanjut dia, siapapun bisa masuk bilik asal orang mereka (orang Partai Aceh). "Kalau bukan tidak boleh," kata dia.
Azhari juga menjelaskan petugas keamanan di Kecamatan Bener Meria juga tidak banyak berfungsi. Polisi tidak banyak bertindak. Sedangkan Linmas, lanjut dia, merupakan orang-orang Partai Aceh. "Jadi percuma," kata dia.
Sementara saksi Partai SIRA yang lain, M. Husein Yunus juga menyampaikan kesaksian yang sama. Dia mengatakan banyak ancaman dari Partai Aceh. "Kalau kita memilih Partai SIRA, kita harus keluar dari Aceh," kata dia.
Dalam permohonannya pada intinya Partai SIRA mempertanyakan kualitas penyelenggaraan Pemilu yang menyebabakan kerugian Partai SIRA.
Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya
Pencapaian Opini WTP Pemkot Tangsel ini yang ketiga di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.
