Selama Seminggu, Hampir 50 Orang Tewas Tersambar Petir di Wilayah Ini
- Fernando Flores/Wikimedia
VIVA Dunia – Ada penelitian yang menunjukkan, kenaikan suhu hanya satu derajat meningkatkan jumlah sambaran petir sebesar 12%. Polusi juga diperkirakan meningkatkan tingkat pemogokan. Saat ini, lebih banyak orang meninggal karena pemogokan daripada insiden terkait hujan seperti banjir.
Dilaporkan oleh News.Sky, tujuh orang tewas tersambar petir di India utara pada Jumat, 30 Juli 2022. Sehingga total korban tewas menjadi 49 minggu ini. Semua korban tewas berada di negara bagian Uttar Pradesh, yang saat ini sedang musim hujan.
Tujuh kematian terbaru sebagian besar adalah petani desa, yang berlindung di bawah pohon saat hujan. Empat berasal dari keluarga yang sama, menurut polisi di kota terdekat Kaushambi.
Petir di India.
- bbc.com
Sejauh musim ini, lebih banyak orang meninggal karena sambaran petir daripada insiden terkait hujan seperti banjir. Setelah banyak kematian, pemerintah India mengeluarkan pedoman baru untuk badai.
Juru bicara Shishir Singh mengatakan kepada News.Sky "Orang-orang lebih banyak meninggal karena petir daripada insiden terkait hujan, meskipun ini adalah saat ketika orang (biasanya) meninggal karena banjir atau insiden terkait hujan lainnya."
Kolonel Sanjay Srivastava dari Departemen Meteorologi India mengatakan hampir 750 orang di India tewas tersambar petir sejak April. Sunita Narain, Direktur Jenderal Pusat Sains dan Lingkungan, mengatakan pemanasan global mempengaruhi jumlah sambaran petir.
Erupsi Gunung Taal Filipina dihujani petir.
- Repro Video.
Beberapa penelitian memperkirakan kenaikan suhu sebesar satu derajat akan meningkatkan jumlah sambaran petir sebesar 12%.
Dan J P Gupta, Direktur Departemen Meteorologi, mengatakan badai petir dan kilat telah meningkat tahun ini karena peningkatan tingkat polusi. Dia berkata: "Suhu tanah yang tinggi menyebabkan penguapan dari badan air yang menambah kelembaban ke atmosfer.
Lebih dari 200 orang tewas dalam hujan dan tanah longsor di India, dan 42 di Bangladesh, sejak 17 Mei, sementara ratusan ribu orang mengungsi.
