- REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada April 2018 memutuskan untuk kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan BI tetap sebesar 4,25 persen. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 3,5 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5 persen.
“Keputusan itu berlaku efektif sejak 20 April 2018," papar Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam konferensi pers di kantor BI, Jakarta, Kamis 19 April 2018.
Ia menjelaskan, kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Selain itu, turut mendukung pemulihan ekonomi domestik.
"Bank Indonesia memandang bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang ditempuh sebelumnya tetap memadai untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik," ujarnya.
Dody menambahkan, Bank Indonesia akan tetap fokus menjaga stabilitas perekonomian Indonesia saat ini. Hal tersebut menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkesinambungan.
Meski begitu, dia mengakui, sejumlah risiko akan tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari eksternal seperti peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, serta perang dagang Amerika Serikat dan China. Kemudian, konflik Timur-Tengah, dan kecenderungan penerapan inward-oriented trade policy di sejumlah negara, maupun dari dalam negeri terkait kenaikan inflasi.
"Untuk itu, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makro prudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, khususnya dengan memitigasi peningkatan risiko jangka pendek," tutur Dody.
Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.
