BTN Bakal Akuisisi Manajemen Investasi September 2018

Dirut BTN, Maryono.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk, bakal mengakuisisi anak usaha baru dalam bentuk manajemen investasi September mendatang. Aksi korporasi tersebut digelar, guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang usai beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera nantinya.

Ekspansi Bisnis di Parepare, BTN Targetkan Salurkan KPR Baru Rp48 M

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, dalam payung hukum terkait Tapera, entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut, yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi.

Dari hasil kajian bisnis perseroan, lanjutnya, perseroan memutuskan untuk mengambil opsi kedua.

Gara-gara Hal Ini, Nasabah Loyal BTN Meningkat 222 Persen

Nantinya, entitas manajemen investasi yang akan tersebut direncanakan bakal digunakan untuk mengelola dana Tapera secara profesional dan komersial.

“Pada September tahun ini, kami akan membeli anak usaha dalam bentuk manajemen investasi. Ini sebagai salah satu langkah kami mengamankan sumber pembiayaan jangka menengah panjang, termasuk yang bersumber dari Tapera,” ujar Maryono dikutip dari keterangannya Rabu 11 Juli 2018.

BTN Targetkan Kredit pada 2022 Tumbuh hingga 11 Persen

Maryono menambahkan, langkah itu juga dilakukan melihat prospek bisnis perusahaan yang semakin cerah usai relaksasi loan-to-value (LTV) di sektor perumahan yang ditetapkan Bank Indonesia (BI).

“Kebijakan tersebut menjadi keuntungan bagi BTN, dengan core business (bisnis inti) pembiayaan perumahan,” kata Maryono.

Lebih lanjut, dia meyakini, dengan adanya relaksasi aturan tersebut, perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini. Apalagi, tambahnya, mulai paruh kedua tahun ini, BTN sudah bisa menggunakan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Skema FLPP pada tahun ini pun dipandang akan menguntungkan posisi BTN. Sebab, pada skema baru tersebut, sebanyak 75 persen dananya berasal dari pemerintah, sedangkan 25 persen sisanya bersumber dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).

Dengan penambahan fasilitas tersebut, emiten bersandi saham BBTN ini juga bisa menggunakan dua sumber pembiayaan, yakni Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan FLPP.

Untuk memperkokoh sumber pembiayaan, tutur Maryono, BTN juga terus berinovasi mengembangkan produk-produk low-cost fund. Di antaranya, perseroan telah menyiapkan program menarik untuk produk tabungan dan giro.

“Kami telah menyiapkan program low-cost fund yang menarik untuk mendukung rencana pembiayaan kami yang ekspansif. Semua langkah tersebut kami siapkan agar BTN tetap menjadi leader di bidang perumahan dan kami optimistis target bisnis pada tahun ini akan tercapai,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya