- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Bank Indonesia mencatat lowongan kerja pada kuartal II 2018 meningkat sebesar 19,2 persen secara tahunan (yoy). Angka ini juga meningkat dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 18,74 persen secara Yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Yati Kurniati mengatakan, survei perkembangan lowongan kerja atau Job Vacancy Index ini tidak dilakukan dengan cara survei konvensional.
"Tapi kami menggunakan big data. Jadi, seluruh lowongan pekerjaan yang ditawarkan baik online di portal-portal maupun di koran-koran di seluruh Indonesia. Ini kami tarik datanya, dan duplikasi kami hilangkan," kata Yati di Gedung BI, Jakarta, Kamis 12 Juli 2018.
Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa pada kuartal tersebut arah perekonomian Indonesia mulai membaik. Hal ini juga terlihat pada Juni 2018 secara bulanan tumbuh sebesar 18,20 persen.
"Ini adalah pertumbuhan yang cukup tinggi dan pertumbuhannya positif. Memang dibandingkan 2017, pertumbuhannya sedikit menurun (secara bulanan) tapi semua tetap positif dan masih cukup tinggi," katanya.
Menurutnya, ini mengindikasikan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Juni 2018 membaik. Namun, angka resmi PDB akan diumumkan nantinya oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Jadi kita harapkaan di sini ada perbaikan dari pertumbuhan PDB di kuartal II arahnya sama semua bahwa kuartal ini lebih baik di dibandingkan kuartal I," ujarnya.
Terbesar di Luar Pulau Jawa
Ia melanjutkan, jika dikaji secara persial, penawaran pekerjaan itu tumbuh lebih banyak di luar pulau Jawa.
"Kalau kita lihat malah di luar di luar Jawa yang lebih lebih banyak menawarkan pekerjaan di sini kalau di Pulau Jawa sendiri memang cukup tinggi di atas 10 persen, tetapi memang perannya menurun tapi tetap masih tumbuh positif," katanya.
Diuraikannya, lowongan pekerjaan yang tinggi itu terjadi di luar pulau Jawa seperti di Sumatera, dan Kalimantan. Adapun beberapa jenis pekerjaan yang banyak dibuka adalah di sektor jasa keuangan, asuransi, sektor perdagangan besar dan eceran. Kemudian, sektor penyediaan akomodasi, makanan dan minuman, lalu sektor konstruksi.
"Jadi ini nih sebenarnya leading indikator buat ke depan nanti pertumbuhan ekonomi di sektor sektor apa yang akan tumbuh lebih baik," ucapnya.
