Kekayaan Tambang Freeport Indonesia Mencapai Rp2.290,3 Triliun

Wilayah pertambangan terbuka Freeport di Timika, Papua.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA – Pemerintah melalui Holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Alumunium segera menguasai 51,2 persen saham di PT Freeport Indonesia setelah transaksi divestasi selesai. Kemajuan saat ini, telah disepakati peningkatan kepemilikan Inalum di Freeport Indonesia dari 9,36 persen menjadi 51,2 persen dengan harga US$3,85 miliar atau sekitar Rp55 triliun.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

Mengutip Infografis PT Inalum yang disebarkan ke media, nilai total cadangan terbukti PT Freeport Indonesia di Tanah Air mencapai US$160 miliar atau setara dengan Rp2.290,3 triliun dengan kurs rupiah Rp14.317 per 9 Juli 2018.

"Cadangan emas US$42 miliar, tembaga  US$116 miliar dan perak US$2,5 miliar," tulis keterangan Inalum tersebut seperti dikutip VIVA, Jumat 13 Juli 2018.  

Beroperasi Juni 2024, Smelter Freeport di Gresik Bakal Diresmikan Jokowi?

Saat ini, disebutkan bahwa Freeport adalah perusahaan yang mengelola tambang dengan deposit emas terbesar di dunia. Adapun manfaat langsung bagi negara yang disebutkan adalah penerimaan pajak dan royalti operasi yang cukup besar hingga penerimaan jangka panjang.

"Negara bisa meraup miliaran dolar dari royalti Freeport," tulis keterangan tersebut.

Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium dan Freeport-McMoran Inc (FCX) secara resmi telah menandatangani head of agreement atau penandatanganan pokok-pokok kesepakatan divestasi saham PT Freeport Indonesia. Dimana 51 persen saham PT Freeport Indonesia akan dimiliki Indonesia.

Penandatangan ini dilakukan langsung oleh CEO Freeport-McMoRan Richard Adkerson bersama dengan Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kementerian Keuangan, Kamis, 12 Juli 2018.

Penandatanganan ini juga langsung disaksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya