Imbas Krisis Global

Pengembang Kecil Berhenti Bangun Properti

VIVAnews - Krisis keuangan global yang mendorong perbankan berhati-hati, bahkan menghentikan kredit kontruksi berdampak kepada pengembang properti kelas menengah bawah.

"Kalau itu terjadi dan pengembang berhenti membangun, bagaimana nasib masyarakat kelas bawah yang semestinya mendapatkan rumah tinggal layak," kata Wakil Ketua Komite Tetap Investasi dan Promosi Bisnis Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Ikang Fawzi kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 20 November 2008.

Menurut Ikang, para pengembang properti kelas menengah bawah yang spesialisasinya membangun rumah sederhana sehat (RSH) atau hunian bersubsidi adalah pihak yang paling terkena dampak krisis keuangan global.
   
Dalam kondisi seperti ini, menurut dia, sejumlah pengembang akhirnya mau tidak mau harus mencari alternatif pendanaan untuk proyek-proyek propertinya agar tetap berjalan dan bisa membangun akibat macetnya kredit kontruksi dari pihak perbankan.

Misalnya JSA Group, tempat Ikang bernaung sebagai pengembang properti menengah bawah lebih memilih membangun hunian jika ada pesanan. "Kita tidak berani stok, jadi kita bangun kalau ada pesanan," ujar Ikang yang tercatat sebagai salah satu direktur di PT JSA Property Mandiri.

Ikang mengakui krisis keuangan yang disinyalir membuat bank-bank menghentikan kredit kontruksinya tidak akan berpengaruh pada para pengembang properti besar. Apalagi, bila pengembang itu sudah menjadi perusahaan publik atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. "Pengembang besar kan enak, bisa mencari pendanaan alternatif melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO)," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pihak perbankan sepertinya tidak akan menghentikan kredit kontruksinya pada pengembang-pengembang besar yang tentunya memiliki aset atau cadangan lahan (landbank) yang cukup banyak. "Jadi, paling yang kena pengembang kecil atau kelas menengah bawah," jelas Ikang.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk Johanes Mardzuki saat dihubungi terpisah mengatakan, meski krisis keuangan global saat ini terjadi, perseroan tetap mendapatkan kucuran kredit kontruksi dari pihak perbankan. "Kita lancar-lancar saja, masih mendapatkan pinjaman dari Bank Central Asia, Bank NISP, dan Bank Permata," ujarnya.

Bahkan, kata dia, perseroan masih terus membangun sejumlah proyek properti Summarecon baik di Serpong, Tangerang maupun di Kelapa Gading, Jakarta.

Kondisi Terkini Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim Usai Disiram Air Keras OTK

Johanes mengakui, krisis ini tetap ada pengaruhnya pada perseroan. Tapi hal itu, tidak sampai terjadi pada penghentian kucuran kredit kontruksi. "Yang ada hanya suku bunga yang naik, dari sebelumnya 11-12 persen menjadi 15-16 persen," jelasnya. 

Ungkapan senada juga dilontarkan Presiden Direktur PT Modernland Realty Tbk Edwyn Lim dan sekretaris perusahaan PT Jababeka Tbk, Muljadi Suganda. Keduanya mengatakan, tidak ada penghentian kucuran dana pinjaman dari perbankan. Bahkan, semua proyek kedua perseroan tetap dibangun sesuai jadwal kontruksi. 

Ilustrasi pelecehan seksual

Viral Fortuner Pelat Polri Ugal-ugalan, 2 Pemuda Tanggung Biadab Cekoki Lalu Perkosa Siswi SMP

Simak Round Up deretan artikel di kanal News VIVA menyedot perhatian pembaca sepanjang Selasa, 7 Mei 2024. Salah satu artikel viral Fortuner Pelat Polri yang ugal-ugalan

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024