Bumi dan Adaro Bersaing Gandeng Recapital

VIVAnews - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Adaro Indonesia, tengah menjajaki kerja sama pemasaran dengan PT Recapital Advisor.

Kedua perusahaan berminat menjadi penyalur hasil produksi batu bara PT Berau Coal yang kini 90 persen sahamnya dikuasai oleh Recapital.
 
Direktur Utama Recapital Advisor Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan penawaran dari Bumi dan Adaro.

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Kerja sama tersebut masih tertuang dalam perjanjian pemasaran (marketing agreement) dan belum mengarah kepada mitra strategis.

Meski demikian, dia enggan menjelaskan ada tidaknya suntikan dana dari Bumi atau Adaro pada kerja sama tersebut.

“Kami akan melihat nanti sinerginya seperti apa,” kata dia saat dihubungi VIVAnews di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2009.
 
Roslan menjelaskan, pada kerja sama tersebut pihak Bumi atau Adaro akan membantu penyaluran distribusi hasil produksi Berau.
 
Senada dengan itu, Chief Financial Officer (CFO) Bumi Resources Andrew Beckham mengungkapkan, marketing agreement dengan Recapital masih dalam tahap negosiasi.

Perusahaan berharap, kerja sama bisa terealisasi karena berpotensi meningkatkan sektor batu bara Bumi.

"Kami masih membicarakannya," kata dia usai paparan publik perusahaan pada Investor Summit & Capital Market Expo 2009, Jakarta, Kamis 3 Desember 2009.
 
Pada wawancara dengan VIVAnews sebelumnya, Direktur Utama Berau Coal Bob Kamandanu optimistis, perusahaan mampu mencapai target produksi 15 juta ton dan penjualan 14 juta ton batu bara.

Sepanjang 2009, perseroan memproyeksikan pendapatan sebesar US$ 1 miliar dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) US$ 300 juta karena Berau berhasil memperoleh kontrak pada harga bagus.
 
Sementara itu, sumber VIVAnews menjelaskan, pemegang saham Berau menggandeng Recapital untuk mengelola Berau. Recapital menyuntikkan dana segar ke perusahaan hingga US$ 600 juta.

Sebesar US$ 300 juta akan dialokasikan untuk melunasi utang perseroan yang akan jatuh tempo pada Desember 2009. "Sisanya, dipakai untuk mengembangkan Berau," kata dia belum lama ini.
 
Rosan mengakui, pihaknya akan membayar pembelian saham Berau dengan pendanaan dari Credit Suisse. "Sudah kami siapkan dalam bentuk tunai," ujarnya.

arinto.wibowo@vivanews.com

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024