Vannsa, Coklat Indonesia yang Kondang di Arab

VIVAnews - Tak hanya umat muslim dari Indonesia saja yang memenuhi Makkah di musim haji, coklat produksi dalam negeri juga kondang di Arab, bahkan ke negara Timur Tengah lainnya.

Lucunya, warga Indonesia yang ke jajirah Arab kerab membawa oleh-oleh coklat dari negeri padang pasir itu.

Adalah Farida Ariyani, ibu muda yang membangun bisnis Coklat Vannsa yang tenar hingga mancanegara. Bakat bisnisnya di pengolahan coklat didapatnya turun temurun.

Ingatkah Anda dengan jajanan coklat berbentuk payung yang laris pada tahun 78-an hingga awal 90-an yang dibungkus kertas warna-warni?

"Itu buatan Ibu saya," kata ibu muda yang akrab dipanggil Ida ini ketika ditemui di Pameran Feed the World di Balai Sidang Senayan, akhir pekan lalu.

Ida menuturkan, ide  menjalankan bisnis coklat ini bermula dari rasa kesepian tidak memiliki aktivitas dan pekerjaan setelah menikah. Berbekal keahlian yang diturunkan orang tuanya, Ida mencoba mengulang kesuksesan dengan memulai bisnis baru pada tahun 2001.

"Karena masih ingat resep orang tua jadi coba-coba untuk membuat, sekaligus untuk tambahan penghasilan keluarga dan mengisi waktu senggang," ujarnya.

Dengan hanya bermodal Rp 1 - 2 juta, akhirnya dia memutuskan memproduksi coklat. Awalnya, hanya 2 hingga 5 kilogram per hari. Ida memberdayakan 23 orang tetangganya untuk membantu mengolah coklat dan memasarkannya.

Ida sempat berpikir ingin membuat coklat dengan bentuk yang sama seperti orang tuanya dulu, model payung dengan bungkus warna warni. Namun ide itu ditepisnya cepat-cepat karena menurutnya model payung terlalu sederhana dan tidak menarik. "Orang zaman sekarang yang penting penampilan dan higienis," ujarnya.

Agar laku, Ida membentuk coklat produksinya dengan model prisma berukuran 5 cm. Coklat Vannsa dibungkus dengan kertas mengkilap warna-warni.

Semula, Ida memasarkan di sekitar daerah rumahnya dengan harga Rp 5.000 per lima potong coklat yang dibungkus menjadi satu. Tapi sekarang, coklatnya telah masuk ke mal-mal di Surabaya.

Pameran demi pameran juga dijabaninya untuk mempromosikan coklatnya ke seluruh Indonesia, bahkan ke mancanegara. Alhasil, Ida berhasil menjual coklatnya tak hanya di Surabaya tapi juga ke luar Jawa seperti Riau, bahkan mengekspornya hingga Timur Tengah. "Setiap musim haji, coklat saya diedarkan ke Arab," katanya bangga.

Ida mengaku sering ada permintan dari Timur Tengah di luar musim haji, namun dirinya kesulitan melakukan ekspor karena kendala dalam penerbitan letter of credit (L/C). Selain itu dirinya juga mengaku kesulitan dalam modal. Perbankan dinilainya terlalu tinggi dalam menetapkan suku bunga.

Kaesang: Walaupun PSI Belum Bisa Masuk Senayan, Enggak Masalah
Ilustrasi video mesum

Geger Video Mesum Napi Narkoba dengan Wanita di Ruangan Lapas, Lagi Diusut Kemenkumham

Sebuah video diduga warga binaan atau narapidana di sebuah lembaga pemasyarakatan (lapas) merekam adegan mesum bersama seorang perempuan di sebuah ruangan lapas. 

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024