VIVAnews - Pengusaha Ciputra menyesalkan perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Menurut dia, lebih dari 60 tahun negara ini merdeka, namun jumlah wirausaha (entreprenuer) kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk.
"Sudah lebih dari 60 tahun kita merdeka, tapi entreprenuer baru 400 ribu. Itu pun hanya entreprenuer yang kebetulan, bukan by design," kata Ciputra di sela-sela Temu Nasional Transmigrasi di Jakarta, Rabu, 10 Februari 2010.
Untuk itu, menurut dia, perlu ada perubahan pola pikir dan budaya Indonesia yang masih berjiwa karyawan. Ciputra sangat mendukung pengembangan kewirausahaan di lokasi transmigrasi.
"Saya usulkan agar Depnakertrans membuat balai kajian dan lembaga entrepreneur centre yang melatih para pekerja seperti petani supaya menjadi wirausaha," ujarnya.
Seperti halnya yang dilakukan Filipina melalui Unlad Kabayan Migrant Service Foundation Inc, suatu yayasan yang mengubah pekerja migran menjadi entreprenuer.
Karena, menurutnya, hakekat manusia seharusnya menjadi tuan rumah, bukan tamu. Sebab dengan kemandirian seorang entreprenuer akan memberi kesempatan lebih maju.
"Indonesia gagal mengubah mindset pekerja sejak zaman Soeharto hingga sekarang," ujar Ciputra.
Mengubah pola pikit dapat dimulai dengan memasukkan entreprenuership dalam kurikulum sekolah, tidak sekedar suplemen pelajaran. Sekali lagi Ciputra mengatakan, entreprenuer harus diciptakan by design, bukan kebetulan.
hadi.suprapto@vivanews.com
Menko Polhukam Sebut Transaksi Judi Online 3 Bulan Pertama di 2024 Capai Rp 100 T
Menko polhukam RI, Hadi Tjahjanto mengungkapkan perputaran uang ada tiga bulan pertama di tahun 2024 terkait judi online jumlahnya tak main-main, yakni mencapai Rp 100 T.
