Kurang Gas, Industri Datangi Boediono

VIVAnews - Pengusaha keramik yang tergabung dalam Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mengeluhkan kurangnya pasokan gas. Ini menyebabkan industri keramik sulit berkembang, karena gas merupakan faktor penting dalam produksi keramik.

Keluhan kurangnya pasokan gas ini kemudian disampaikan pengusaha keramik saat menemui wakil Presiden Boediono, Kamis, 11 Februari 2010.

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Sebelumnya, keluhan pengusaha keramik selalu dialamatkan kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk, namun PGN selalu berdalih distribusi dilakukan sesuai aturan pemerintah.

"Industri ini sangat memiliki nilai komoditas, karena itu kami minta agar tidak kekurangan gas. PGN sebagai distributor selalu mengatakan (distribusi) sesuai arahan pemerintah, kami minta wapres untuk dijembatani masalah ini," kata Achmad Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Industri Aneka Keramik Indonesia, usai menemui Wapres Boediono.

Achmad Widjaja juga mengatakan industri keramik menghasilkan Rp 15 triliun per tahun. Namun jika dapat memenuhi gas sebanyak 55 juta mmbtu, yang dapat memenuhi 75 persen kapasitas terpasang, akan dapat meningkatkan hasil industri keramik. "Dapat tercapai Rp 18 - 20 triliun per tahun," kata Achmad.

Adapun komposisi gas dalam struktur produksi dan biaya mencapai 30 persen dalam produksi. "Namun kalau target (55 juta mmbtu per bulan) gas tidak tercapai, industri keramik hanya akan berjalan di tempat," ucap Achmad.

Saat ini, menurut Achmad, industri keramik tidak terhambat dengan adanya ASEAN - China Free Trade Area (ACFTA). Karena masih ada beberapa pos tarif dalam industri keramik yang dilindungi Pemerintah.

"Tidak ada masalah SDM, bahan baku, transportasi, pasar, juga tidak ada masalah ACFTA. Hanya energi saja, ancaman internal, yaitu gas," ujar Achmad.

Asosiasi melihat, saat ini kinerja Pemerintah belum jelas dalam alur distribusi gas dari hulu ke hilir. "Integrasi pemerintah belum jelas. Dari siapa ke siapa, dari mana ke mana, belum jelas," kata Achmad.

Asosiasi Industri Keramik juga tidak mempermasalahkan darimana gas didapatkan Pemerintah, baik itu hasil eksplorasi atau impor. Hal terpenting yang diminta Asosiasi adalah cukupnya pasokan untuk kebutuhan dalam negeri.

"Kami ini hanya mengetahui di hilir. Namun jumlah gas di Indonesia yang seharusnya cukup, masih banyak diekspor keluar," tutur Achmad.

hadi.suprapto@vivanews.com

Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu malam, 24 April.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024