Pandemi COVID-19, Mal Jakarta Sepi Pengunjung dan Banyak Tenant Tutup

Suasana Mal Senayan City, kawasan Senayan, Jakarta Pusat sepi pengunjung
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Dampak ekonomi akibat COVID-19 semakin jelas terlihat pada sepinya pengunjung sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta, meski di hari libur nasional, seperti hari ini libur Tahun Baru Hijriah.

Pandemi COVID-19 Sebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup hingga 9 Bulan

Hal ini tentunya turut memengaruhi eksistensi para tenant atau penyewa gerai di mal-mal tersebut, sebagaimana misalnya yang terjadi di Mal Senayan City, kawasan Senayan, Jakarta Pusat.

Pantauan VIVA di mal tersebut, para pengunjung terlihat sangat sepi, meskipun hari ini adalah tanggal merah. Meskipun sejumlah tenant terlihat tetap membuka toko, ada juga beberapa yang tampak sudah tidak beroperasi.

Outlook Humas Pemerintah 2024: Isu Kesehatan Paling Banyak Dibahas di Media

Hal itu diakui oleh Adi, yang merupakan petugas satpam di Mal Senayan City. Dia mengakui, terdapat sejumlah tenant yang tutup beberapa bulan setelah wabah COVID-19 merebak dan mal menjadi sepi pengunjung.

"Ada sejumlah tenant yang tutup, karena pengunjung mal juga sangat sepi sejak awal wabah COVID-19 merebak," kata Adi kepada VIVA, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 20 Agustus 2020.

Fadil Jaidi Beberkan Perjuangan Melunasi Utang Keluarga, Tak Tega Lihat Ibunya Menangis

"Meskipun, terkadang di akhir pekan (pengunjung mal) lebih ramai dibanding hari-hari biasa," ujarnya.

Meski demikian, Adi menolak menjelaskan tenant apa saja yang sudah tutup di Mal Senayan City, sejak wabah COVID-19 merebak. Namun, dia menjelaskan bahwa meskipun pengunjung mal sepi, hal itu tak membuat pihak pengelola abai dalam menerapkan protokol kesehatan, guna mencegah penularan COVID-19.

"Pengunjung akan ditegur keras bahkan sampai kami suruh keluar dari mal kalau dia tidak mengenakan masker," ujar Adi.

Baca juga: Penjelasan Ilmuwan soal Pasien Sembuh yang Kembali Terinfeksi Corona 

Selain itu, pihak manajemen mengatur bahwa dalam satu gerai atau toko, pengunjung yang boleh masuk ke dalam toko dibatasi hanya boleh sekitar 5-7 orang. Sementara itu, pengunjung setelahnya harus mengantre hingga diperbolehkan masuk oleh petugas yang berjaga di depan pintu gerai.

"Jadi itu untuk mengatur agar tidak terjadi kepadatan atau kerumunan pengunjung di dalam gerai-gerai tersebut," ujarnya.

Pantauan VIVA di lokasi, sejumlah toko atau gerai di Mal Senayan City masih terlihat beroperasi, meskipun sebagiannya telah tutup. Sementara itu, di wilayah food court, pengunjung yang hendak bersantap pun terlihat sepi, dan hanya terlihat beberapa orang dalam kelompok kecil saja yang sedang bersantap siang.

Beberapa orang yang terlihat makan di bagian food court itu pun, hanya terdiri sekitar 2-3 orang, dengan pembatas atau penghalang kaca di mejanya masing-masing. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya