VIVAnews - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional terus melambat memasuki kuartal I-2010. Salah satu penyebabnya, tidak semua bank-bank penyalur berkonsentrasi penuh menyalurkan KUR.
Penyebab lainnya, terdapat indikasi lembaga penjaminan KUR seperti PT Askrindo (Persero) mempersulit klaim atas kredit bermasalah di KUR. “Ada laporan dari bankir bahwa untuk mengklaim ke Askrindo membutuhkan waktu lama,” kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa di Jakarta, Selasa 23 Februari 2010.
Erwin menegaskan, untuk nasabah KUR yang memiliki jaminan aset di atas 50 persen dan kemudian kreditnya bermasalah sebaiknya ikut dijamin Askrindo. Pembayaran klaim ke bank penyalur KUR harus dilakukan secepatnya.
“Ini sangat penting agar bank penyalur KUR terus bergairah,” ujar Erwin.
HIPMI berharap agar Askrindo tidak memilah-milah nasabah KUR dan dipercayakan sepenuhnya penjaringan nasabah KUR kepada perbankan. “Jadi, semua nasabah KUR yang dijaring oleh bank, langsung mendapat penjaminan kalau kreditnya kemudian bermasalah. Percayakan saja ke bank,” ungkap Erwin.
Terkait meningkatnya rasio kredit bermasalah (NPL) KUR hingga 5 persen, HIPMI menilai hal itu tidak perlu dirisaukan, bila negeri ini berniat membantu ekonomi rakyat. Selain NPL itu sudah dijamin oleh pemerintah, masih terdapat 95 persen nasabah KUR yang kualitasnya sangat bagus.
”Tidak mungkin membubarkan yang 95 persen hanya karena yang 5 persen. NPL 5 persen saja sudah luar biasa bagusnya buat pengusaha-pengusaha pemula. Kita dukung saja,” katanya.
Sementara itu, Sekjen HIPMI M Ridwan Mustofa mengimbau, pemerintah sebaiknya terus menggenjot KUR. Ridwan menilai KUR sudah berhasil menaikkan status sejumlah pengusaha baru menjadi lebih bankable.
Dia mencontohkan, sebanyak 301.042 debitur KUR Bank Rakyat Indonesia berhasil beralih ke kredit komersial. Mereka ini menerima total pinjaman Rp 2,27 triliun. "Ini berarti sukses,” kata Ridwan.
Saat ini sebesar 74 persen pangsa pasar KUR dikuasai BRI disusul PT Bank Mandiri Tbk (9 persen), PT Bank Negara Indonesia Tbk (9 persen), PT Bank Tabungan Negara Tbk (2 persen), PT Bank Bukopin Tbk (4 persen), dan PT Bank Syariah Mandiri (2 persen).
hadi.suprapto@vivanews.com
VIVA.co.id
18 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
BYD akan meramaikan ceruk pasar komersial melalui pikap kabin ganda bertenaga listrik. Sebelumnya jenama asal China itu sudah memiliki mobil listrik penumpang, dan bus
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
5 zodiak yang merusak kesempatan mereka sendiri untuk menemukan dan mendapatkan cinta, entah itu karena rasa insecure maupun ambisi untuk meraih pencapaian hidupnya dulu.
Gilga Sahid Ciptakan Lagu Baru Untuk Happy Asmara, Menikah Dalam Waktu Dekat?
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Dan baru-baru ini sebuah akun di Instagram, sedikit membocorkan tentang lagu terbaru dari Gilga Sahid yang menurut rencananya akan dirilis pada bulan Mei 2024.
Selengkapnya
Isu Terkini