Gobel: Setelah Indomie, Produk Lain Terancam

Rachmat Gobel
Sumber :
  • VIVAnews.com/Indosat

VIVAnews - Pengusaha nasional Rahmat Gobel menilaiĀ  produk mi instan Indomie dari PT Indofood CBP Sukses Tbk (ICBP) merupakan korban dari persaingan perdagangan global. Menurut dia, negara kompetitor menggunakan isu kesehatan untuk melindungi produk dalam negerinya. Bahkan, ada kemungkinan isu ini akan merembet ke produk lainnya.

"(Isu kesehatan) itu memang sering dipakai negara juga dalam rangka persaingan karena penjualan produk Indonesia sedang tinggi-tingginya," kata Rahmat Gobel di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, 12 Oktober 2010.

Menurut Rahmat, hal tersebut sah-sah saja dilakukan dalam suatu bisnis perdagangan. "Dalam persaingan, sudah tidak ada lagi etika bisnis, pokoknya kepentingan siapa dan dicari alasan yang paling tepat," katanya.

Dalam perdagangan global seperti saat ini, ujar pemilikĀ  Panasonic ini, sebenarnya perdagangan bebas tidak sepenuhnya bebas. Sebab, masih banyak perusahaan atau negara yang berupaya memproteksi perdagangan dengan menerapkan standar nasional di industri masing-masing.

Standar itu mencakup masalah kesehatan, keselamatan, dan
keamanan. Ketiga hal itu diterapkan hampir di semua negara. "Tapi itu juga sering dipakai negara dalam rangka persaingan," katanya.

Komoditas Lain Terancam
Lebih jauh, Rahmat mengkhawatirkan, produk-produk unggulan Indonesia bisa saja terkena pelarangan serupa dari negara lain. Pasalnya, saat ini sudah banyak produk unggulan nasional yang mulai dikenal oleh negara-negara tujuan ekspor.

"Seperti kita mempunyai kelapa sawit Sinar Mas yang terkena pelarangan. Masih ada juga produk lain (yang mungkin kena pelarangan)," ujar Rahmat.

Untuk itu, dia mengusulkan agar pemerintah mulai memperkuat penerapan dan pengawasan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI). Langkah ini dianggap ampuh untuk melindungi pasar domestik disamping menyaring produk-produk impor yang masuk ke Tanah Air.

"SNI Indonesia ini masih sangat lemah sehingga orang bisa
menjadikannya alasan bahwa pasar Indonesia tidak terproteksi sehingga bisa memasukan produk apa saja. Ini bisa menjadi satu alasan yang dipakai mereka," kata Rahmat.

Padahal Indonesia selama ini sudah menjadi pasar dari produk makanan-minuman dari negara-negara luar dengan standar kesehatan dan keamanan yang tidak memenuhi standar.

Indonesia All Star Diisi Pemain Terbaik Guna Hadapi Red Sparks

Baca juga

Orang-orang cerdas Indonesia di lembaga dunia

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Proyek raksasa raja properti di Jakarta

Bukti ada kehidupan di Planet Mars

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang
Ilustrasi pelecehan seksual

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 

Pelaku yang mengaku sebagai pendeta itu diminta mengobati CH. Bukannya diobati, pelaku malah melecehkan korban di lantai dua panti asuhan di Sukolilo.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024