- Andika Wahyu
VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan menyalurkan pembiayaan rumah bersubsidi dengan skema fasilitas likuiditas dari Kementerian Perumahan Rakyat. Dengan skema ini, BNI dapat menekan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) menjadi satu digit (single digit).
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, menuturkan, dengan adanya fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), bunga KPR dapat ditekan. Sedangkan berapa bunga yang akan diberikan ke nasabah, dia menjawab hampir sama dengan bank yang telah mendapatkan FLPP sebelumnya, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk.
"Hampir sama seperti BTN, sekitar 9,9 persen. Karena ini (FLPP) program ramai-ramai. Kalau lebih rendah, nanti nasabah lain pada pindah ke BNI," kata Gatot di sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) BNI dengan Menpera di Jakarta, Senin 25 Oktober 2010.
Menurut Gatot, bunga sebesar 9,9 persen sudah cukup rendah. Saat krisis menerjang Indonesia, bunga kredit perumahan di Indonesia mencapai 16-17 persen. "Saat krisis 16-17 persen itu lazim," katanya.
Dia mengakui, BNI menyiapkan dana sekitar Rp400 miliar untuk target pembiayaan rumah pada 2011. Sementara itu, dengan adanya FLPP, rasio pembiayaan rumah menjadi 60:40, dengan 40 persen dari Rp400 Miliar tersebut ditanggung pemerintah dan 60 persen BNI.
"Pada 2009, BNI menyalurkan Rp250 miliar dan pada 2011 targetnya Rp400 miliar untuk 5.000 unit rumah sejahtera dan rumah sejahtera susun," kata Gatot. (art)