Kemiskinan di Wilayah Terujung Indonesia

Prioritas Pengurangan Angka Kemiskinan
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Hasil pencacahan sensus penduduk 2010 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Papua mencapai 2,85 juta jiwa. Sekitar 1,51 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1,34 juta jiwa perempuan.

Dari hasil sensus tersebut terlihat penyebaran penduduk Provinsi Papua masih bertumpu di Kota Jayapura, yakni sebesar 9,18 persen. Selanjutnya diikuti Kabupaten Jayawijaya sebesar tujuh persen, Kabupaten Merauke (6,86 persen), Kabupaten Mimika (6,44 persen), dan kabupaten/kota lainnya di bawah enam persen.

Bahkan, Supiori, Mamberamo Raya, dan Waropen adalah tiga kabupaten dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yakni masing-masing berjumlah 15.861 jiwa, 18.424 jiwa, dan 24.988 jiwa.

Sedangkan Kota Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Merauke merupakan kabupaten/kota yang paling banyak penduduknya, yakni masing-masing sebanyak 261.776 jiwa, 199.557 jiwa, dan 195.577 jiwa.

Dengan luas wilayah Provinsi Papua sekitar 317.062 kilometer persegi yang didiami oleh 2,85 juta jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Papua mencapai sembilan orang per kilometer persegi.

Kota Jayapura memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 278 jiwa per kilometer persegi, diikuti Kabupaten Biak Numfor 53 jiwa per kilometer persegi.

Sedangkan Kabupaten Mamberano Raya merupakan kabupaten dengan tingkat kepadatan paling rendah yaitu satu jiwa per kilometer persegi.

Namun, hasil sensus nasional terbaru BPS menunjukkan sejumlah wilayah di Indonesia masih menghadapi persoalan kemiskinan yang cukup parah. Beberapa di antaranya adalah Papua dan Papua Barat.

"Kemiskinan adalah salah satu masalah mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah negara mana pun, karena salah satu tugas pemerintah adalah menyejahterakan masyarakat," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam penjelasan hasil sensus nasional yang dirilis baru-baru ini.

Rusman mengakui jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 memang telah berkurang 1,51 juta jiwa menjadi 31,02 juta orang (13,33 persen) dibandingkan Maret 2009 sebanyak 32,53 juta jiwa. Namun, angka kemiskinan itu masih termasuk tinggi.

Yang dimaksud dengan penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Angka garis kemiskinan pada Maret 2010 adalah Rp211.726 per kapita per bulan.

Jika membandingkan antardaerah, BPS mencatat sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan kemiskinan yang tinggi. Bahkan, angka kemiskinan yang tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah, seperti Papua dan Papua Barat.

Persentase angka kemiskinannya mencapai 34-36 persen, jauh lebih besar dibandingkan rata-rata nasional sebesar 13,33 persen. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Provinsi Papua Barat mencapai 36,80 persen, sedangkan Papua 34,88 persen.

Nanggroe Aceh Darussalam
Selain Papua, provinsi lainnya yang memiliki persentase penduduk miskin tinggi adalah Aceh. Jumlah penduduk di provinsi tersebut memang tidak sebanyak di Jawa, tetapi secara persentase dibandingkan total penduduk di wilayah itu, kelompok orang miskinnya sangat tinggi.

Nodai Gadis Belia hingga Hamil, Guru SMP di Pontianak Dijebloskan ke Penjara

Untuk Provinsi Aceh, jumlah penduduk berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk tercatat 4,48 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri atas 2,24 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,24 juta jiwa perempuan.

Penyebaran penduduk Aceh masih bertumpu di Kabupaten Aceh Utara yakni sebesar 11,81 persen. Sementara itu, penyebaran di Kabupaten Bireuen dan Pidie masing-masing sebesar 8,67 dan 8,43 persen, serta kabupaten lainnya di
bawah delapan persen.

Bila dilihat sebaran penduduk berdasarkan wilayah (pesisir Timur, Barat-Selatan, dan Kawasan Tengah), wilayah pesisir Timur Aceh , Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, dan Pidie merupakan tiga kabupaten dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak.

Jumlah penduduk itu masing-masing adalah 529.746 jiwa, 389.024 jiwa, dan 378.278 jiwa. Sedangkan Kabupaten Aceh Selatan merupakan yang paling banyak penduduknya untuk wilayah pesisir barat selatan, yakni sebanyak 202.003 jiwa.

Sementara itu, untuk kawasan tengah, penduduk paling banyak ditemui di Kabupaten Aceh Tenggara yang mencapai 178.852 jiwa.

Dengan luas wilayah Aceh sekitar 58,37 ribu kilometer persegi yang didiami 4,48 juta jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Aceh sebanyak 77 orang per kilometer persegi.

Daerah yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Banda Aceh sebanyak 3.654 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Gayo Lues yakni sebanyak 14 orang per kilometer persegi.

Dengan jumlah penduduk yang lebih banyak dibanding Papua, persentase tingkat kemiskinan juga masih cukup tinggi. Provinsi NAD menempati peringkat ke-7 dengan persentase angka kemiskinan mencapai 20,98 persen.

Tingkat kemiskinan di Aceh masih lebih tinggi dibanding Bangka Belitung yang sebesar 18,94 persen, Gorontalo (18,70 persen), dan Sumatera Selatan 18,30 persen.

Data dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 juga menunjukkan bahwa dari 183 kabupaten di Indonesia, Provinsi Papua memiliki kabupaten daerah tertinggal terbanyak, yakni 27 kabupaten.

Terbanyak kedua adalah provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 20 kabupaten, disusul Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak 12 kabupaten, dan Kalimantan Barat serta Sulawesi Tengah masing-masing sebanyak 10 kabupaten.

Untuk itu, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal meluncurkan program Bedah Desa sebagai instrumen untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal.

Menurut Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faishal Zaini, program Bedah Desa bertumpu pada tiga pilar pendekatan yakni agribisnis, berbasis mata pencaharian berkelanjutan, dan hak.

Ketiga pendekatan ini bermuara bagi suatu kerangka kerja yang bertumpu pada tiga aspek dasar yakni partisipasi, penguatan akses, dan reformasi agrarian, serta akuntabilitas. Selain itu, Bedah Desa mengarah pada tiga area penting dalam humanisasi yakni kemandirian, demokrasi, dan kesejahteraan. (sj)

Harus 'Move On' dari Libur Lebaran, Saatnya Kembali Produktif
Duel Timnas Indonesia U-23 vs Qatar U-23

Klasemen Piala Asia U-23 2024 Usai Timnas Indonesia Ditekuk Qatar

Hasil buruk diraih Timnas Indonesia U-23 di laga perdana Piala Asia U 23 2024. Armada Shin Tae yong takluk 0-2 dari tuan rumah Timnas Qatar di Jassim Bin Hamad Stadium.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024