- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara berkeyakinan PT Pertamina bakal bisa bersaing dengan sejumlah perusahaan asing dalam bisnis penjualan bahan bakar minyak nonsubsidi retail di Indonesia.
Keyakinan ini terkait dengan rencana pemerintah melarang Premium dikonsumsi oleh mobil pelat hitam pada awal tahun depan. "Dari segi pengalaman, Pertamina bisa bersaing. Saya optimis," kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 10 Desember 2010.
Perusahaan minyak asing, seperti Shell, Total dan Petronas sudah mengoperasikan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Untuk BBM nonsubsidi, Pertamina menjual Pertamax dan Pertamax Plus, Shell menjual Shell Super dan Shell Super Extra, Petronas menjual Primax 92 dan Primax 95, serta Total memasarkan Performance 92.
Sejumlah kalangan memperkirakan persaingan penjualan BBM retail bakal semakin ketat pada 2011. Ada kekhawatiran masyarakat bakal beralih ke SPBU asing.
Menurut Mustafa, Pertamina selama ini sudah mempunyai program, fasilitas, jaringan, dan distribusi yang jauh lebih baik dibandingkan pesaingnya.
"Saya kira Pertamina sudah sangat kuat, (dibandingkan)," kata Mustafa. "Sedangkan Petronas, Shell, dan Total masih kalah dari segi pengalaman di Indonesia."
Sayangnya, Mustafa mengatakan dirinya belum mengetahui upaya gebrakan seperti apa yang dilakukan oleh Pertamina untuk menancapkan posisinya sebagai market leader di Tanah Air. "Sementara ini belum, nanti kita tunggu dari manajemen Pertamina kalau ada sesuatu yg dianggap perlu terobosan kita hargai nanti," katanya.
Terkait rencana pelarangan Premium bagi mobil pribadi yang akan dilakukan pemerintah, Kementerian BUMN menyambut baik program pembatasan tersebut. "Saya kira cukup bijak untuk bertahap menjalankan ini," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah rencananya bakal memberlakukan pembatasan premium bersubsidi pada Januari mendatang. Pembatasan akan dilakukan pertama kali untuk pengedara kendaraan bermotor di wilayah Jabodetabek.
LSM Asal AS ini Diduga Ikut Campur Tangan Pemilu di Banyak Negara
Akhir-akhir ini peristiwa International Foundation for Election Systems (IFES) diduga melakukan manipulasi Pemilu Kepulauan Solomon menjadi topik hangat.
