- ANTARA/Ismar Patrizki
VIVAnews - Gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter yang mengguncang kawasan Nusa Dua, Bali, Kamis 13 Oktober 2011, tidak mengganggu jadwal penerbangan sejumlah maskapai dari dan ke Denpasar.
Hingga saat ini, sejumlah maskapai nasional masih menjalani rute penerbangan ke Denpasar. "Sampai saat ini tidak ada informasi apa pun. Penerbangan masih normal," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait kepada VIVAnews.com di Jakarta.
Lion Air, dia menjelaskan, tidak menunda maupun membatalkan rute penerbangan dari dan ke Pulau Dewata.
Edward menjelaskan, selama ini Lion Air memiliki beberapa jadwal penerbangan ke Denpasar, Bali. Penerbangan dari Jakarta ke Bali sebanyak 10 kali, Surabaya-Denpasar (8 kali), Yogyakarta-Denpasar (1 kali), Makassar-Denpasar (2 kali), dan Mataram-Denpasar (5 kali).
Sementara itu, jadwal penerbangan Garuda Indonesia juga tidak terganggu hingga siang ini. Menurut Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia, Pujobroto, penerbangan Garuda dari dan menuju Bali berjalan normal.
"Dari pagi hingga saat ini ada 12 penerbangan yang berangkat dari Bali menuju Hong Kong, Surabaya, Jakarta, Makassar, Kupang dan Ampenan," ujar dia dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com.
Selain itu, dia menjelaskan, terdapat delapan penerbangan yang tiba dari kota lain ke Denpasar.
Seperti diketahui, gempa bumi yang melanda Bali telah menyebabkan kerusakan di sejumlah fasilitas umum di Pulau Dewata tersebut. Di antaranya atap gedung PT Bank Central Asia Tbk, sekolah, dan bangunan pura banyak yang roboh.
Gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter yang mengguncang Pulau Dewata itu berada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut.
Informasi yang dilansir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa di Nusa Dua, Bali itu berada di lokasi 9.89 Lintang Selatan dan 114.53 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada jarak 143 kilometer arah Barat Daya, Nusa Dua, Bali. (art)
Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC
Satgas Antimafia Bola telah menerima laporan dari Persik Kediri tentang adanya dugaan pengaturan skor.
