- istimewa (vivanews)
VIVAnews - Ekonom Danareksa Institute Purbaya Yudhi Sadewa menilai keputusan Fitch Ratings menaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade akan membawa keuntungan tersendiri bagi Indonesia.
Namun, hal tersebut hendaknya tidak membuat pemerintah melupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya.
"Keuntungannya fondasi perekonomian kita akan semakin kuat, kemungkinan asing akan masuk ke kita jauh lebih banyak, lembaga-lembaga finansial yang akan masuk ke Indonesia juga semakin banyak," kata Purbaya saat di hubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 16 Desember 2011
Dijelaskan Purbaya, momen invesment grade harus dimanfaatkan investor dalam negeri untuk lebih gencar melakukan investasi. Jika hal itu tidak dilakukan, kenaikan peringkat ini dipastikan hanya akan menguntungkan asing.
“Investor dalam negeri harus menangkap peluang ini, sebab jika kita banyak dikuasai asing itu juga tidak terlalu bagus, karena jika terjadi goncangan maka nilai tukar yang akan tertekan,” ujarnya
Untuk nilai tukar rupiah, Purbaya menjelaskan tahun depan nilai tukar rupiah akan berada di posisi yang stabil yakni Rp 9.000 karena kepercayaan orang untuk membeli surat utang Indonesia akan semakin meningkat.
“Rupiah akan stabil, orang semakin percaya untuk memegang surat utang kita, karena Indonesia mampu bayar dan mau bayar,” tegasnya
Akan tetapi, sambung Purbaya, pemerintah jangan melupakan pekerjaan rumahnya yakni tetap berusaha memperbaiki pembangunan dan infrastruktur.
"Kemarin itu yang menjadi kendala bagi Moody's dan Standar & poor adalah masalah infratruktur Indonesia, makanya jika infratruktur kita semakin baik maka mereka akan semakin positif untuk memberikan peringkat invesment grade ke Indonesia," ungkap Purbaya.
Seperti diketahui, Fitch Ratings menaikkan peringkat long term foreign dan local currency Issuer Default Ratings (IDR) Indonesia menjadi BBB- dari BB+ dengan outlook stabil. Sementara itu, country ceiling dinaikkan menjadi BBB, dan short term foreign currency IDR dinaikkan menjadi F3. (eh)
Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji, Menag Bertolak ke Arab Saudi
Menag terbang pada 7 Mei 2024 dini hari, dan dijadwalkan berada di Saudi selama empat hari dan kembali ke Tanah Air pada 11 Mei 2024. Jemaah haji reguler secara bertahap
