Bank Dunia: Alihkan Subsidi ke Infrastruktur

Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Biaya subsidi energi di Indonesia meningkat akibat kenaikan harga minyak internasional yang cukup drastis. Namun, bila persyaratan terpenuhi dan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik, biaya subsidi bisa dialihkan ke sektor produktif.

Alasan PDIP Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Kondisi itu akan membantu mengurangi biaya kesempatan (opportunity costs) dan risiko fiskal dari harga bahan bakar.

"Dengan mengalihkan pembelanjaan untuk area-area yang lebih produktif seperti pendidikan atau infrastruktur, Indonesia berpotensi mencapai pertumbuhan sebesar 7 persen atau lebih tinggi," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Shubham Chaudhuri, di The Energy Tower, Jakarta, Rabu 4 April 2012.

Shubham menuturkan, outlook perekonomian jangka pendek Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan internasional. Untuk saat ini, asumsi APBN Perubahan bagi harga minyak mentah berada di level US$105 per barel.

Setelah perdebatan panjang, DPR akhirnya menyetujui kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 apabila rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada di atas asumsi ini sekurang-kurangnya sebesar 15 persen dalam kurun waktu enam bulan, atau sekitar US$120,8 per barel.

Pada 2011, dia melanjutkan, Indonesia membelanjakan hampir US$19 miliar untuk subsidi bahan bakar. Kondisi itu menunjukkan salah satu kesuksesan perekonomian Indonesia. Ketika pendapatan meningkat, konsumsi bahan bakar juga naik.

Namun, subsidi bahan bakar lebih menguntungkan rumah tangga kaya daripada mereka yang miskin. Sekitar 40 persen manfaat langsung dari subsidi bahan bakar dinikmati oleh 10 persen rumah tangga kaya.

Legenda Manchester United Ikut Buka Suara Soal Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Disebut Sukses

Untuk itu, perlu pengalihan belanja guna kebutuhan pembangunan yang lebih mendesak, seperti meningkatkan mutu pendidikan, jaringan pengaman sosial, memperbaiki infrastruktur, dan area-area lain yang dapat merangsang pertumbuhan.

"Masa depan pertumbuhan dan pembangunan Indonesia bergantung pada kemajuan pemerintah dalam peningkatan kualitas belanja publik. Belanja yang efektif untuk infrastruktur dan pendidikan, serta upaya-upaya bagi memperbaiki iklim bisnis akan dapat mendorong rata-rata pertumbuhan Indonesia mencapai 7 persen, atau bahkan lebih tinggi," tegasnya.

Upaya-upaya itu dilakukan bersamaan dengan penerapan jaring pengaman sosial yang efektif dan ditujukan bagi masyarakat miskin. Kebijakan itu diharapkan mampu mendistribusikan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara lebih baik ke seluruh lapisan masyarakat.

Sementara itu, Shubham menuturkan, anggaran untuk masyarakat miskin dan rentan masih sangat kurang, apabila dibandingkan dengan subsidi bahan bakar. Ia mengatakan, pada 2011, pemerintah Indonesia menghabiskan 2,2 persen produk domestik bruto (PDB) untuk subsidi bahan bakar, dan hanya 0,5 persen PDB untuk program-program bantuan sosial.

Sebagai pembanding, negara-negara berpendapatan menengah lainnya seperti Brasil dan India, masing-masing menghabiskan 1,4 persen dan 2,2 persen untuk bantuan sosial.

"Walaupun tingkat kemiskinan di Indonesia turun menjadi 12,5 persen pada 2011, pada kenyataannya hampir 25 persen penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis hampir miskin dan sangat rentan terhadap guncangan yang terkecil sekalipun," kata dia.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, menyampaikan bahwa selama beberapa tahun terakhir, separuh dari seluruh rumah tangga miskin di Indonesia bukan merupakan rumah tangga miskin di tahun sebelumnya.

"Kondisi ini tidak perlu terulang, karena Indonesia memiliki kerangka yang kuat untuk membangun jaringan pengaman sosial yang sesungguhnya," ujarnya.

Menurut dia, untuk mencapai hal tersebut, pemerintah perlu meningkatkan belanja untuk reformasi, meningkatkan kualitas dan jangkauan program-program seperti beras untuk rakyat miskin (Raskin), Jamkesmas, dan Keluarga Harapan.

"Pemerintah juga perlu memastikan program-program tersebut mampu menjangkau mereka yang membutuhkan pada waktu yang tepat. Belanja untuk pembangunan tenaga kerja yang sehat, pendidikan, dan produktif akan memperkuat perekonomian Indonesia," ungkapnya. (art)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 6 poin atau 0,09 persen di level 7.167, pada pembukaan perdagangan hari ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024