Kelola Blok D Alpha

Pertamina Jangan Gandeng Asing di Natuna

VIVAnews - Pertamina diminta membeli teknologi dari perusahaan migas asing untuk pengembangan Blok Natuna D Alpha. Dengan cara ini, BUMN itu tak perlu lagi menggandeng perusahaan migas asing untuk mengembangkan blok di Kepaualauan Riau itu.

"Kalau kita butuh teknologi beli saja," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Effendi Siradjuddin  di sela penlucuran buku  "Memerangi Sindrom Negara Gagal" di Gedung Bimasena Club, Jakarta, Kamis 5 Maret 2009.

Untuk pendanaannya, kata dia,  Pertamina bisa menggunakan uang sendiri atau meminjam kepada perbankan. Ia yakin perusahaan migas nasional ini memiliki kemampuan mengelola lapangan-lapangan migas besar, tetapi pemerintah yang tidak memberikan kepercayaan.

"Sudah banyak contohnya lapangan-lapangan migas yang awalnya dikelola asing kemudian diambil alih perusahaan lokal produksinya malah meningkat," tutur dia.

Misalnya, lapangan migas milik Stanvac yang sekarang dikelola Medco Energy. Semula produksinya hanya 15.000 barel per hari (bph), namun kini menjadi 75.000 bph. Kemudian lapangan Tesoro di Kalimantan yang produksinya naik dari 4.000 bph menjadi 7.000 bph.

Effendi juga meminta pemerintah tidak memperpanjang kontrak-kontrak perusahaan asing di Indonesia yang masa kontraknya akan habis. "Kayak Chevron di Kalimantan Timur, kontraknya tahun 2017 sudah habis, jangan diperpanjang lagi itu," kata dia.

Terpopuler: Mobil Pejabat Terkaya Versi LHKPN, Pemotor Emak-emak Berulah di Luar Negeri
Sersan Mayor KKO (Purn) Djoni Matius atau Djoni Liem (veteran)

Kisah Heroik Anggota TNI Keturunan Tionghoa Tak Bocorkan Rahasia Negara Meski Disiksa Musuh

Ada kisah menarik dari seorang prajurit elit TNI Angkatan Laut keturunan Tionghoa yang menjadi sorotan dalam konflik Indonesia dan Malaysia beberapa tahun silam.

img_title
VIVA.co.id
14 April 2024