Ambisi Ciputra Tularkan Jiwa Wirausaha

Pengusaha Kawakan Ciputra
Sumber :
  • ANTARA/Fanny Octavianus

VIVAnews - Walaupun telah memiliki 15 sekolah dan empat universitas untuk menularkan jiwa kewirausahaan yang dimiliki Ciputra, pemilik Ciputra Group tersebut merasa Indonesia masih kekurangan wirausaha.

4 Serangan Brutal Iran dalam Operasi Janji Sejati untuk Menumpas Israel dan Sekutunya

Untuk itu, Ciputra masih memiliki ambisi untuk menularkan jiwa wirausaha dari Sabang hingga Merauke.

Ciputra menjelaskan, Indonesia masih kekurangan wirausaha, karena selama 350 tahun dijajah Belanda. Saat itu, orang-orang keturunan Tionghoa diperbolehkan untuk usaha dan meminjam uang di bank, sedangkan warga pribumi hanya menjadi kuli.

So Sweet! Ngaku Cinta Sejati, Onad dan Beby Sepakat Gak Nikah Lagi Kalau Salah Satu Meninggal

"Bahkan, ada joke kenapa Indonesia bisa mendapatkan medali olimpiade di cabang angkat besi, karena telah menjadi kuli selama 350 tahun," kata Ciputra dalam acara "Global Entrepreneurship Week" di Jakarta, Senin 12 November 2012.

Saat ini, dia menjelaskan, bangsa Indonesia telah merdeka dan sudah saatnya mengubah mindset masyarakat untuk memiliki mental mandiri dan berjiwa wirausaha.

Iran Gempur Israel, Harga Emas Global dan Antam Melesat Dekati Rekor Tertinggi

Sayangnya, sekitar 3.000 lembaga pendidikan di Indonesia saat ini tidak mengajarkan bagaimana caranya untuk menjadi wirausaha, melainkan menjadi profesional.

Untuk mengatasi hal tersebut, Ciputra membangun 15 sekolah dan empat universitas yang menanamkan jiwa kewirausahaan. Namun, hal itu dirasa tidak cukup, mengingat luasnya wilayah Indonesia. Untuk itu, dirinya mengajak bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi ujung tombak pelatihan kewirausahaan.

"Kami telah mendirikan Ciputra Center, namun tidak puas. Untuk itu, kami mengajak Bank Indonesia dan bank BUMN untuk mendirikan incubator center dari Sabang hingga Merauke sampai tingkat kecamatan," ujar pria yang memiliki aset hingga Rp30 triliun ini.

Dengan menggandeng bank BUMN, menurut dia, para manajer bank di tingkat kecamatan dapat menjadi mentor dan membina para wirausaha di daerah-daerah. Ia yakin, untuk menjadi wirausaha tidak dibutuhkan lulusan sarjana, tapi yang terpenting adalah semangat dan jiwa wirausaha.

"Bank-bank di daerah ini yang akan menjadi pusat inkubator dan para manajer bank ini yang paling pintar untuk membina mereka. Teman-teman kita yang di Papua mungkin malas belajar sejarah dan geografi. Namun, jika diajarkan entrepreneur pasti semangat, karena entrepreneur mengajarkan ilmu kehidupan," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya