Soal Penuhi Kebutuhan Pensiun, RI Tertinggal dari Malaysia

ilustrasi pembayaran dana pensiun
Sumber :

VIVAnews - Negara-negara anggota ASEAN pernah dianggap memiliki populasi termuda di kawasan Asia. Namun, populasi di kawasan itu kini justru dianggap mengalami proses penuaan yang lebih cepat dari perkiraan sebagian besar orang. Indonesia, sebagai salah satu negara ASEAN, tidak luput dari persoalan kesiapan hari tua.

Dalam laporan terbaru bertajuk Funding the Golden Years: The Financial and Economic Factors Shaping Retirement Provision for Asia’s Rapidly Aging Population, yang dilakukan Manulife Asset Management, Indonesia masuk kategori negara yang penuh tantangan dalam mempersiapkan hari tua bagi warganya.

Laporan itu mengelompokkan Taiwan, Hong Kong, dan Jepang sebagai negara-negara yang kondisinya "sangat menguntungkan".  Sementara itu, Singapura, China, dan Malaysia dalam kondisi "menguntungkan".

Seperti halnya Indonesia, Korea Selatan dan Filipina masuk kategori negara yang menghadapi "kondisi yang penuh tantangan" dalam mempersiapkan hari tua itu.

Hasil riset terbaru Manulife itu memaparkan indikator kesiapan hari tua yang menyoroti kondisi-kondisi finansial dan ekonomi yang memengaruhi kemampuan finansial individu dalam mempersiapkan populasi yang semakin menua.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa walaupun tunjangan hari tua yang diberikan pemerintah saat ini terbatas, kebijakan publik yang ada saat ini terus mengarah kepada penyelesaian masalah itu. Tren perekonomian juga sangat mendukung perencanaan pensiun pribadi.

Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, menjelaskan mengapa Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap menghadapi tantangan itu.

"Indonesia memang telah menjadi kisah sukses perekonomian Asia selama beberapa tahun belakangan. Namun, di sisi lain menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pensiun populasinya," kata Legowo.

Kendala yang dihadapi Indonesia, menurut dia, di antaranya adalah relatif rendahnya tingkat kekayaan finansial dan kekayaan bersih hari tua, terbatasnya jumlah tunjangan pensiun yang diwajibkan pemerintah, serta relatif rendahnya rasio simpanan terhadap produk domestik bruto.

"Selain itu, dipengaruhi besarnya peningkatan jumlah penduduk yang membutuhkan pendanaan pensiun," ujarnya.

Dia menambahkan, terkait tunjangan pensiun itu, Indonesia memiliki prospek positif, karena peraturan terbaru yang mensyaratkan tunjangan pensiun universal mulai berlaku pertengahan 2015. "Ini bukti pemerintah berkomitmen memecahkan masalah ini," tuturnya.

Dengan adanya program wajib ini, serta tingkat pendapatan yang terus meningkat, dia menjelaskan, masyarakat Indonesia lebih leluasa untuk menikmati manfaat dari pasar modal domestik yang berkembang pesat melalui investasi pada produk-produk reksa dana.

"Saya yakin, jika masyarakat Indonesia secara efisien mempergunakan kesempatan ini, dalam beberapa tahun mendatang Indonesia dapat bergabung ke dalam kategori negara-negara yang memiliki kondisi menguntungkan untuk kesiapan hari tua," ujarnya.

Oscar Gonzales, ekonom Manulife Asset Management, menambahkan, laporan itu mengungkapkan fakta bahwa Indonesia memiliki kondisi demografis yang menguntungkan. Karena, proporsi populasi usia produktif (usia 15-64) diperkirakan bertahan pada level di atas 60 persen hingga 2050. Kondisi ini mengindikasikan pertumbuhan jumlah penabung yang terus meningkat.

"Para penabung ini harus lebih diberdayakan untuk menanggung sebagian dari tanggung jawab menciptakan kesiapan hari tua," katanya.

Menurut dia, pendapatan individu diperkirakan meningkat sejalan dengan perkiraan meningkatnya PDB per kapita sebesar 4,4 persen per tahun hingga 2050. (ren)

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK
Anies Baswedan dan Presiden DPP PKS Ahmad Syaikhu.

PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?

Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mendatangi markas PKB pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024