Kilas 2012: Pembebasan Lahan Hambat Proyek Tol

Ilustrasi proyek pembangunan jalan nasional
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews - Selama 2012, proyek-proyek infrastruktur dihadapkan pada permasalahan pokok, yakni pengadaan dan pembebasan lahan. Permasalahan ini sebenarnya bukan hanya terjadi pada 2012, namun juga tahun-tahun sebelumnya.

Dalam setahun, tidak ada proyek jalan tol yang terealisasi dan beroperasi secara penuh. Dari 24 ruas jalan tol yang telah dicanangkan sejak enam tahun lalu dengan total panjang 700 kilometer, hanya terwujud 75 kilometer.

Meski demikian, tahun ini ada napas baru bagi pemerintah untuk mewujudkan proyek-proyek yang hampir jalan di tempat, karena permasalahan tanah. Keluarnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 mengenai Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, memberikan harapan untuk melanjutkan proyek-proyek jalan tol.

Namun, undang-undang baru itu tidak lantas menyelesaikan masalah pembebasan tanah. Sebab, jalan tol yang ingin menggunakan undang-undang baru tersebut haruslah jalan tol yang pembangunannya baru dimulai. Dengan kata lain, proyek-proyek jalan tol yang mangkrak pada tahun-tahun sebelumnya tidak bisa menggunakan undang-undang ini.
 
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, ketika ditemui VIVAnews beberapa waktu lalu mengungkapkan keraguannya tahun depan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, jalan nasional ataupun jembatan akan ada yang terealisasi optimal.

"Mungkin realisasinya tidak akan jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada tahun ini,” ujarnya.

Berikut ini adalah beberapa proyek infrastruktur raksasa yang mengalami penundaan pembangunan ataupun realisasi pada 2012:

1. Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan
Jalan tol ini adalah salah satu di antara jalan tol yang paling ditunggu masyarakat Pulau Jawa, terutama daerah Jawa Barat dan Jawa tengah. Sebab, jalan tol dengan panjang 116 kilometer ini adalah jalan tol dengan ruas terpanjang di Indonesia.

Jika terealisasi, jalan tol ini secara drastis akan mengurangi kepadatan arus kendaraan di jalur Pantura. Apalagi, jika dikaitkan dengan arus mudik ketika Lebaran, jalan tol ini menjadi amat penting.

Pembangunan jalan tol ini rencananya dimulai pada November tahun ini. Namun, urung dilakukan, karena PT Marga Lintas Sedaya, sebagai pemegang konsesi tol, belum bisa mendapatkan kucuran dana dari sindikasi bank. Pembebasan tanah kurang dari dua persen menjadi kendala.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, telah mengirim salah satu staf ahlinya untuk menangani permasalahan jalan tol ini, dan berurusan dengan bupati Majalengka dan juga PT Kereta Api Indonesia.

Menurut Djoko, PT Kereta Api Indonesia sudah merelakan untuk membebaskan sebagian tanahnya yang dilewati pembangunan jalan Cikampek-Palimanan itu.

"Secara prinsip, PT KAI tidak keberatan. Namun, saya sendiri belum melihat hitam di atas putihnya," ujar Djoko saat ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Kamis 27 Desember 2012.

2. Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan Medan-Kualanamu
Dua ruas jalan tol ini merupakan satu paket, karena dananya sama-sama berasal dari pinjaman China dengan total Rp2,54 triliun. Tol ini sebenarnya akan dibangun pihak swasta. Namun, karena dinilai tidak menghasilkan secara finansial, pemerintah memberikan Viability Gap Funding (VGF) dalam bentuk pembangunan ruas tol. Nantinya, swasta akan melanjutkan ruas tol tersebut dari yang dibangun pemerintah.

Untuk Tol Cisumdawu, pemerintah akan membangun mulai Cileunyi hingga Sumedang. Sementara itu, untuk tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, pemerintah akan membangun ruas Medan-Kualanamu.

Pembangunan jalan tol ini awalnya direncanakan pada awal 2012. Namun, pembangunan itu belum terelisasi, karena pencairan pinjaman dari China juga tertunda hingga akhir tahun. Kedua jalan tol ini baru bisa mulai pembangunan pada November 2012.

3. Tol Jakarta Outer Ring Road W2 Utara seksi Ulujami-Kebon Jeruk
Jalan tol Jakarta Outer Ring Road W2 Utara seksi Ulujami-Kebon Jeruk ini juga merupakan salah satu jalan tol yang mendesak untuk diselesaikan. Sebab, jalan tol yang dibangun oleh perusahaan patungan PT Jasa Marga Tbk dan Pemprov DKI Jakarta ini akan menyatukan keseluruhan jaringan jalan tol lingkar luar yang mengelilingi jakarta.

Manajemen PT Marga Lingkar Sejahtera mengatakan, sebenarnya pembangunan jalan tol ini hanya tinggal menunggu selesainya proses pembebasan tanah. Pembebasan tanah hanya kurang 8 persen, untuk bisa merampungkan jalan tol dengan total panjang 169 kilometer tersebut.

JORR dinilai amat penting, karena bisa mengalihkan arus kendaran dari dan ke Banten-Cikampek tanpa harus melalui ruas tol dalam kota Jakarta. Proyek ini diharapkan bisa mengurangi potensi kemacetan di ruas jalan tol dalam kota.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi
Jalan Juanda di Kota Depok.

Depok Jadi Tuan Rumah Pembukaan Pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024

Kota Depok memiliki DPT terbesar.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024