Jatuh Bangun Usaha Ayam Bakar, Kini Raup Ratusan Juta

Ayam bakar Ngimbang
Sumber :
  • http://ayambakarngimbang.blogspot.com

VIVAnews - Membangun usaha sejak 2005, pemuda ini sempat berjaya dengan membuka restoran ayam bakar "Ngimbang" hingga mempunyai 15 cabang. Diterpa isu flu burung, usahanya ambruk. Mencoba bangkit, kini omzetnya mencapai ratusan juta per bulan.

Pemuda tersebut adalah Dymas Tunggul Panudju, 28 tahun. Sejak duduk di bangku kuliah pada 2005, Dymas mencoba usaha kecil-kecilan dengan membuka tempat makan ayam bakar di Lamongan, Jawa Timur. "Waktu itu modalnya hanya dua kompor minyak dan satu penanak nasi," katanya kepada VIVAnews.

Nama "Ngimbang" ia ambil dari dari kecamatan tempatnya tinggal di Lamongan utara. Ia sengaja mengangkat kecamatan kelahirannya, karena waktu itu terjadi desentralisasi pembangunan di Lamongan utara, dan ia melihat potensi tersebut.

Dymas jago dalam mengolah resep ayam bakar. Ia meracik bumbu hingga 36 kali sampai menemukan racikan resep ayam bakar yang tepat. Berkat ketekunan, keuletan, serta keahlian khusus untuk menghasilkan cita rasa yang pas sesuai lidah pelanggan, usahanya berkembang pesat.

98.432 Pemudik Kembali ke Jakarta Lewat Stasiun Pasar Senen

Restoran Ayam Bakar "Ngimbang" berkibar dengan berhasil membuka 15 cabang di Jawa Timur pada medio 2007-2009.

"Kalau soal bumbu, itu rahasia, nanti ditiru. Namun, untuk menu, kami sediakan ayam bakar Ngimbang, ayam goreng mentega, dan bebek Halilintar," katanya.

Pada akhir 2009, isu flu burung merebak di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Masyarakat takut untuk menyantap berbagai makanan ayam. Dymas terkena imbas, penjualannya menurun drastis. Cabang-cabangnya tutup hingga tersisa tiga cabang di Malang, Surabaya, dan Lamongan.

"Jatuh karena flu burung, ditambah berbagai pusat perbelanjaan tidak mengizinkan ia berjualan, karena polusi asap pembakaran ayam," kata pria lulusan Magister Human Nutrition Universitas Negeri Sebelas Maret ini.

Melihat kondisi tersebut, Dymas putar otak. Dymas lalu mengedukasi masyarakat bahwa ayam bakar bikinannya bebas flu burung dengan menempel stiker anti flu burung. Hasilnya, saat ini ia berhasil menjual 250 ekor ayam bakar per hari.

Kini, perjuangan Dymas pun tidak sia-sia. Dalam kurun waktu satu tahun, Dymas berhasil mengantongi uang hingga ratusan juta per bulan. "Susah kalau dihitung omzet setahun, beberapa miliar lah," katanya. (art)

Siomay Bandung.

Wow! Siomay Indonesia Dinobatkan Jadi Dumpling Terenak Pertama di Dunia

Di Indonesia, siomay dianggap sebagai hidangan ringan atau camilan yang populer. Siomay mudah ditemukan di berbagai tempat, seperti di warung kaki lima gerobak dan resto.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024