- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Cuaca ekstrem akhir-akhir ini di Indonesia membuat harga pangan merangkak naik. Sejumlah pedagang pun terpaksa menyesuaikan harga dagangannya.
"Untuk beras, perubahan harganya paling 0,1-0,2 persen, itu tergantung jenis. Dari sudut harga, tidak ada gejolak yang luar biasa. Begitu juga dengan gula dan minyak goreng," ujar Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013.
Bayu menambahkan, yang menjadi perhatian Kemendag adalah produk segar, seperti sayuran, produk hortikultura, dan telur. Banyak pedagang yang melaporkan tingginya tingkat kerusakan atas barang pangan yang mereka jual.
Tingkat kerusakan itu, dia menambahkan, disebabkan faktor cuaca dan infrastruktur. Hujan yang terus-menerus turun menyebabkan bahan pangan basah, lalu membusuk.
Selain itu, banjir menyebabkan lamanya pendistribusian barang. Kerusakan pada komoditas itu meningkat dua kali lipat dari biasanya, dari 10 persen menjadi 20 persen. "Tapi, itu belum mempengaruhi harga," kata dia.
Alasannya, menurut dia, permintaan konsumen juga menurun karena malas pergi ke pasar dan ada beberapa pasar yang tidak beroperasi. Selain itu, para pedagang memaklumi perubahan cuaca yang tidak menentu itu.
Kemendag menjelaskan, harga sayuran belum ada peningkatan. Tapi, mereka mengakui adanya kenaikan harga cabai di pasar, yang saat ini menembus Rp40 ribu per kilogram. Untuk mengantisipasinya, kementerian mencoba untuk menjaga keseimbangan stok dengan permintaan.
"Siang atau sore ini kami monitor pergerakan harganya," kata Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, di tempat yang sama.
Harapannya, harga pangan tetap stabil di pasar. "Mudah-mudahan harganya terkendali," ujar dia.
EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia
Evos raksasa esports Indonesia, dan Pop Mie, brand mie instan ternama, merayakan 6 tahun kolaborasi strategis mereka dalam memajukan industri esports Indonesia.
