Tak Lewat Bulog, Ekspor Beras Terganggu

VIVAnews - Realisasi ekspor beras bakal sulit jika pelaksanaan tidak dipegang Perum Bulog. 

"Meskipun surplus seberapa pun kalau tidak dipegang pemerintah pasti akan sulit," kata Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional Winarno Tohir ketika ditemui usai peluncuran buku Membangun Kembali Indonesia Raya Haluan Baru Menuju Kemakmuran di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis, 12 Maret 2009.

Winarno menilai ekspor bakal terganggu jika tidak dilakukan dalam mekanisme satu pintu. Ekspor harus dikendalikan, kelebihan produksi baru bisa diekspor. "Tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri," ujarnya.

Dengan mekanisme itu, dia menambahkan, tidak akan membuat harga beras dalam negeri bergejolak naik.

Winarno menilai target pemerintah yang akan mengekspor beras premium sebanyak 100 ribu ton masih bisa direalisasikan. "Produksi beras premium Indonesia lebih dari cukup," katanya.

Beras premium sebenarnya berasal dari benih yang sama dengan beras medium. "Bedanya hanya proses pengolahannya," ujarnya. 

Mesin pengolah beras premium dan medium berbeda, lebih canggih mesin pengolah beras premium sehingga membuat harganya lebih mahal.

Saat ini, Winarno mengatakan, harga beras premium mencapai Rp 7 ribu - Rp 8 ribu per kilogram. Sedangkan harga internasionalnya sedikit lebih rendah yakni pada kisaran 60 - 70 sen dolar Amerika per kilogram.

Toyota Fortuner Hybrid Sudah Ada di Diler, Segini Harganya

"Harga beras premium kita masih bisa masuk internasional hanya perlu ditekan biaya pengolahan," katanya.

Ilustrasi logo Mahkamah Konstitusi.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

Pengajuan amicus curiae yang dilakukan sejumlah tokoh ini heboh mencuat terkait dengan persidangan dalam pekara sengketa hasil Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024