- Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum saat ini sedang melakukan lelang untuk 496 paket pekerjaan senilai Rp4,03 triliun. Selain itu, Kementerian PU akan melakukan lelang atas 260 paket pekerjaan senilai Rp3,43 triliun.
Hingga 25 Maret 2013, Kementerian PU telah melakukan lelang untuk 2.387 paket pekerjaan dengan nilai Rp20,98 triliun. Sementara itu, pada 2013, ada sekitar 3.134 paket pekerjaan dengan total nilai Rp28,45 triliun.
"Sampai sekarang yang belum melakukan pelelangan ada 260 paket pekerjaan," kata Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, dalam acara raker dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu 27 Maret 2013.
Djoko menambahkan, paket belum lelang tersebut terdiri atas paket-paket pinjaman dari dalam dan luar negeri yang belum efektif senilai Rp1,42 triliun.
Selain itu, terdapat paket Multi Years Contract (MYC) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp1,12 triliun, paket yang masih dalam proses revisi (pindah lokasi, pengadaan alat berat) senilai Rp210 miliar, paket penunjang Rp60 miliar, dan paket fisik Rp620 miliar.
Ditjen Bina Marga memiliki anggaran Rp38,83 triliun pada 2013. Anggaran itu dibagi menurut jenis kegiatan. Pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional sebesar Rp36,7 triliun, dan Rp1,25 triliun dialokasikan untuk pengaturan serta pembinaan teknik preservasi, peningkatan kapasitas jalan.
Selain itu, ada alokasi dana Rp103,31 miliar untuk pengaturan, pengusahaan, dan pengawasan jalan tol, serta Rp111,99 miliar guna pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan penyelenggaraan jalan.
Sementara itu, dana Rp137,47 miliar dialokasikan bagi pembinaan pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional, serta Rp522,642 miliar untuk dukungan manajemen koordinasi, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan. (art)
1000 Hari Kehidupan Penting untuk Cegah Stunting, Dimulai dari dan Sampai Kapan?
ASI eksklusif merupakan faktor protektor penting yang dapat menurunkan risiko terjadinya stunting. Sayangnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif masih rendah.
