Cemas Langkah Korut, Saham di Wall Street Melemah

Bursa Wall Street
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVAnews
Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan
- Saham-saham acuan di bursa Wall Street dalam posisi melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu AS. Indeks S&P 500 dan Nasdaq jatuh masing-masing 1 persen di tengah kekhawatiran yang terbentuk atas langkah Korea Utara dan pengumuman Bank Sentral Amerika tentang kebijakan terhadap kondisi perekonomian.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Seperti diberitakan
Kumpulan Kata-kata Inspiratif untuk Memperingati Hari Kartini
cnbc.com, indeks Dow Jones Inudstrial Average turun 111,66 poin (0,76 persen) menjadi berakhir pada level 14.550,35. Indeks S&P 500 turun 16,56 poin (1,05 persen) menjadi berakhir pada level 1.553,69. Fluktuasi keuntungan dan kerugian indeks S&P 500 terjadi pada 10 sesi berturut-turut. Terakhir kali pola indeks seperti ini adalah pada bulan April 2002.


Indeks Nasdaq juga jatuh 36,26 poin (1,11 persen) menjadi berakhir pada level 3.218,60.


Harga saham-saham mulai menurun menjelang penutupan perdagangan setelah pejabat The Fed, John Williams, menyatakan bahwa Bank Sentral AS itu bisa memotong kembali pada program pembelian obligasi musim panas ini jika perekonomian terus membaik.


Williams mematok pertumbuhan sebesar 2,5 persen pada 2013 dan 3,5 persen pada 2014. The Fed berjanji untuk terus melanjutkan program pembelian US$85 miliar pada sekuritas berbasis mortgage setiap bulan untuk menekan suku bunga jangka panjang dan mendorong perekrutan hingga ada perbaikan susbtstansial dalam pasar tenaga kerja.


Pernyataan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel juga telah turut menambah tekanan di pasar. Hagel menyatakan bahwa AS melihat sebuah bahaya "nyata dan jelas" dari gejolak Korea Utara. AS sedang mempersiapkan untuk menambah sistem pertahanan rudal canggih ke Guam untuk mempertahankan pangkalan militer Amerika di Kawasan Pasifik.


"Kami sedang melakukan segala upaya yang kami bisa, bekerja sama dengan China dan lainnya, untuk meredakan situasi di Semenanjung," ujar Hagel. (ren)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya