- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mengklaim laju penurunan produksi minyak alamiah telah nol persen pada 2013. Saat ini, SKK Migas fokus untuk menggenjot produksi minyak dan gas bumi dengan berbagai usaha masif.
"Biasanya produksi turun 12 persen per tahun, namun dalam lima tahun terakhir turun lima persen dan tahun ini sudah nol persen," kata Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, di Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 16 April 2013.
Rudi mengatakan, produksi minyak per Desember 2012 mencapai 827 ribu barel per hari. SKK Migas, dia mengatakan, terus melakukan berbagai upaya peningkatan produksi minyak secara masif. Salah satunya adalah penggunaan enhanced oil recovery (EOR) di sumur-sumur minyak tua.
Berbagai upaya tersebut sedikit membuahkan hasil. Per Februari 2013, produksi minyak Indonesia meningkat menjadi 840 ribu barel per hari. Per hari ini, produksi minyak Indonesia kembali naik tipis di level 846 ribu barel per hari.
"Dengan berbagai usaha pengeboran, produksi minyak naik, walaupun hanya 1-2 persen," katanya.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013, pemerintah menargetkan produksi minyak 900 ribu barel per hari.
Dia menambahkan, SKK Migas akan mempertahankan produksi minyak Indonesia minimal 830 ribu barel per hari dengan laju penurunan alamiah nol persen sepanjang 2013. SKK Migas terus mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan produksinya.
Salah satunya adalah peningkatan produksi migas Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang kembali bertambah dengan mulai beroperasinya sumur PHE KE-38 B3.
Sumur tersebut berproduksi sebanyak 3.000 barel minyak per hari dan 1,7 juta kaki kubik gas per hari. Saat ini, produksi blok WMO mendekati 17.000 barel per hari, diharapkan dapat terus naik, sehingga dapat memenuhi target PHE WMO sebanyak 20.500 barel per hari pada tahun ini. (art)