Kegiatan Perusahaan Tak Terhenti karena Demo Buruh

Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2013 di HI
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
Diecast Bukan Sekadar Mainan Semata
- Hari ini, Rabu 1 Mei 2013, ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah lokasi di Ibu Kota Jakarta. Aksi yang memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan itu terkait peringatan Hari Buruh Sedunia.

Remaja Perempuan 16 Tahun Ditemukan Tewas Usai Ngamar Bareng 2 Pria di Hotel Jaksel

Dalam orasinya, tuntutan buruh masih terfokus pada penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan upah murah, hingga penghapusan sistem
Kabar Sandra Dewi Dicekal Kejagung, Pengacara Harvey Moeis Bilang Begini
outsourcing . Aksi yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB itu diikuti oleh sejumlah serikat pekerja dari beberapa sektor industri.


Menanggapi aksi unjuk rasa itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudradjat Usman, mengatakan, peringatan Hari Buruh Sedunia sebaiknya diisi dengan kegiatan yang lebih positif. Apalagi, Indonesia saat ini tengah menghadapi persaingan usaha dengan negara lain.


"Silakan kalau buruh ingin menggunakan haknya. Namun, harus dipikirkan juga agar tidak menyusahkan orang lain, seperti menimbulkan kemacetan," kata Ade kepada
VIVAnews
.  


Dia menilai, aksi unjuk rasa itu berdampak pada kerugian perusahaan, karena sebagian buruh tidak bekerja. Meski tidak menghitung secara detail, kerugian itu dapat dilihat dari tagihan listrik yang harus dibayar, hingga perhitungan bunga bank.


"Kalau soal kerugian, kami tidak bisa menghitung lagi. Apalagi, intensitas demo mereka juga tidak cuma sekali," tuturnya.


Ade melanjutkan, meski terjadi aksi unjuk rasa ribuan buruh, kegiatan operasional perusahaan dan pabrik tetap berjalan. Pengiriman barang dan pemasaran juga tidak terhenti. "Kalau semua buruh ikut unjuk rasa, siapa nanti yang harus mengirim barang," katanya.


Dia mengklaim, buruh pada perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia tidak banyak yang ikut berunjuk rasa. "Kalaupun ada, mungkin hanya perwakilan beberapa orang," ujarnya.


Menurut Ade, buruh yang ikut berdemonstrasi sebagian besar dari industri metal dan elektronika. Meski termasuk industri padat karya, dia mengklaim, hampir tidak ada buruh dari industri tekstil dan garmen yang ikut berunjuk rasa.


Ade menambahkan, buruh, pemerintah, dan pengusaha semestinya lebih memikirkan bagaimana mengatasi sekitar 40 juta pengangguran di Tanah Air. Peringatan May Day bisa menjadi sarana untuk memperbaiki kesejahteraan pekerja.


"Buruh pun harus ikut bekerja keras. Karena untuk mencapai negara yang sejahtera itu juga tidak mudah," katanya.


Aturan sistem pengupahan yang berlaku di Indonesia, dia melanjutkan, sebenarnya juga sudah cukup baik. Asal tidak diintervensi dengan kepentingan tertentu.


"Untuk industri padat karya, kenaikan upah di atas 20 persen sangat terasa. Jadi, tidak heran kalau ada yang berinisiatif pindah ke daerah lain dengan upah lebih murah," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya