Mengapa Pengembang Sulit Membangun Rumah Murah

Ilustrasi perumahan rakyat.
Sumber :
  • kemenpera.go.id
VIVAnews - Pembangunan rumah tapak sederhana atau rumah mungil murah bagi masyarakat menengah bawah terus digenjot. Namun, sejumlah persoalan masih saja mengganjal.
Pemain MU yang Tak Diinginkan Jose Mourinho Masih Ada Sampai Sekarang

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo kepada VIVAnews, Rabu 15 Mei 2013, mengungkapkan kenaikan harga tanah di Indonesia saat ini membuat repot para pengembang.
Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

"Harga tanah itu memang amat berpengaruh, terutama bagi pembangunan rumah murah," katanya di Jakarta.
TNI AL Bekuk Penyelundup Kristal Haram dari Malaysia Senilai 19 Miliar di Pulau Siondo

Kenaikan harga tanah itu, menurut Eddy, didorong oleh kenaikan harga properti seperti rumah menengah, mewah, dan kawasan industri yang meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini.

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah daerah tidak mendukung adanya pembangunan rumah murah. Sebab, di berbagai daerah terjadi kenaikan Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang cukup tinggi. "Di Lampung, itu kenaikannya sangat ekstrim hingga mencapai 300 persen," ujar Eddy.

Kedua hal ini, menurut Eddy, amat memengaruhi harga rumah rumah dan sederhana bagi masyarakat miskin. Bahkan, faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diagendakan pemerintah bukan merupakan masalah yang cukup besar dibandingkan dengan dua hal itu.

Ia juga menceritakan, beberapa pengembang yang tergabung dalam Apersi saat ini mengalami kesulitan untuk mengembangkan rumah murah di daerah Karawang, Jawa Barat. "Lahan di sana, harganya semakin tinggi untuk rumah murah sederhana karena banyak digunakan untuk kawasan industri," tutur Eddy.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya