Tambah Pasokan Daging Sapi, Kemendag Koordinasi dengan Kementan

Pembukaan Taufik Hidayat Arena
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
- Kementerian Perdagangan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menambah pasokan daging sapi di pasar demi menurunkan harga yang masih tergolong tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, saat berkunjung ke Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Senin 27 Mei 2013.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

Harga daging sapi juga diperkirakan melonjak lebih tinggi lagi, apabila kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diberlakukan.
Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban


"Kami akan bekerja keras agar daging sapi turun ke harga tertentu," ujar Gita.


Dari perbincangan dengan sejumlah pedagang, Gita melanjutkan, diketahui bahwa harga daging sapi di tingkat pengecer masih sekitar Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram.


"Harga ideal daging sapi di tingkat pengecer dalam kisaran Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram," kata Gita.


Gita menegaskan bahwa penurunan harga daging sapi apabila ada pasokan tambahan itu bukan untuk membuat pedagang merugi. Namun, tambahan pasokan ini untuk membuat daging sapi menemukan keseimbangan baru, agar dapat lebih mudah terjangkau oleh konsumen atau masyarakat.


"Jika harga turun menyentuh level Rp75 hingga Rp80 ribu per kilogram para pedagang bisa menyembelih tujuh hingga 10 ekor sapi setiap harinya," ujar Gita.


Pemerintah akan melakukan impor daging sapi karena ada permintaan yang tinggi. "Impor tersebut hanya akan dilakukan untuk tipe daging yang tidak diproduksi di dalam negeri, agar tidak bentrok dengan kepentingan peternak. Kami harus jaga keseimbangan itu," kata Gita.


Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heryawan, Rabu 22 Mei 2013, menyatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan untuk menggunakan jatah impor daging sapi triwulan ketiga pada triwulan kedua untuk mengantisipasi lonjakan permintaan masyarakat saat Ramadan dan Lebaran.


"Misalnya, dari impor daging sapi yang 80.000 ton untuk setahun itu, jatah yang triwulan tiga kami tarik ke triwulan dua," ujar Rusman di Istana Kepresidenan, Jakarta. Selengkapnya baca . (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya