- Pertamina
VIVAnews - PT Pertamina mencatat bahwa pencurian minyak di wilayah kerjanya mencapai 462 ribu barel sepanjang Januari 2012 - Mei 2013. Pertamina frustrasi dengan meningkatnya pencurian minyak yang terus terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Direktur Utama Pertamina EP, Syamsu Alam, Senin 10 Juni 2013, menjelaskan total kerugian Pertamina gara-gara penjarahan minyak ini mencapai Rp444 miliar. Hal itu, baru dari satu pipa, Tempino - Plaju.
"Sudah kami ekspos sejak tahun lalu dan minggu lalu sudah dirapatkan di Menko Polhukam, tapi langkah konkretnya hingga kini belum jelas," ujar Syamsu Alam dalam Editor Gathering Pertamina di Jakarta.
Ia menjelaskan pencurian minyak tertinggi adalah pada Juli 2012, sebesar 68 ribu barel atau rata-rata dua ribu barel per hari. Hingga pertengahan 2013, pencurian minyak menjadi 116 ribu barel atau meningkat 21 persen.
Untuk memproduksi minyak sebanyak 500 barel per hari, Syamsu melanjutkan, bukanlah hal yang mudah. Ia mengilustrasikan, untuk mengebor satu sumur dengan produksi 500 barel per hari membutuhkan investasi US$4-5 juta.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen meminta pemerintah segera menindak tegas para pencuri minyak karena bukan wewenang Pertamina untuk menangkapnya.
"Sudah tahun ketiga tidak ada penyelesaian. Saya diminta mengebor sumur minyak boleh, tapi disuruh tangkap maling juga? Kerja kami bukan mengurus pencurian, kami tidak dilatih menghadapi pencurian," kata Husen di tempat yang sama. (asp)
Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025
Presiden Jokowi menyiapkan program-program unggulan pasangan Presiden-Wakil Presiden Terpilih Pilpres 2024 Prabowo-Gibran masuk dalam RKP dan RAPBN tahun 2025.
