Kemendag: Persaingan Peritel Asing dan Lokal Tak Terbendung

Peningkatan Keuntungan Carrefour
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Persaingan peritel asing dan lokal semakin tidak bisa dihindari. Bahkan, untuk memenangkan persaingan, peritel lokal harus pintar membuat ikon bisnis agar produk yang ditawarkan semakin menarik di mata masyarakat.
Gak Nyangka, Ternyata Gen Z Punya Karakter Mulia Ini

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Sri Agustina, Jumat 5 Juli 2013, mengungkapkan bahwa masuknya peritel asing ke Indonesia merupakan dampak dari globalisasi.
Hizbullah Tembakkan 15 Roket ke Wilayah Israel

"Masuknya mereka (peritel asing) tidak bisa ditahan lagi, dan sudah mulai di era globalisasi. Sekarang, bagaimana kita bisa meningkatkan produk dan membedakan diri," kata Sri di Lapangan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta.
Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Untuk bisa bertahan di tengah persaingan, Sri menyarankan agar peritel Indonesia menampilkan produk atau merek yang bercirikan budaya Indonesia.

"Misalnya Sarinah, dia mengangkat brand Indonesia Emporium. Jadi, dia department store yang 90 persen produknya asli Indonesia, ini ikon buat kita," jelasnya.

Sementara itu, Corporate Affairs Director Carrefour Indonesia, RM. Adji Srihandoyo, mengatakan bahwa persaingan antara peritel asing dan lokal merupakan bukti jika pasar Indonesia menarik untuk investasi asing.

"Ini menarik, karena ini pasar bebas. Artinya, potensi ekonomi Indonesia maju. Kami harus siap dan punya warna yang beda. Maka, kami luncurkan beragam promo, salah satunya midnight sale," ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah peritel dan pengusaha restoran asing makin marak berbisnis di Indonesia. Selain gerai 7 Eleven yang kini mulai menjamur di beberapa lokasi, pengelola makanan cepat saji Lotteria Indonesia juga berencana menambah outletnya di Indonesia.

Presiden Direktur Lotteria Indonesia, Lee Hae Kwan, saat diwawancarai VIVAnews, Selasa 2 Juli 2013, menyebutkan, dengan jumlah penduduk yang cukup besar, Indonesia baru memiliki sekitar 1.000 gerai restoran cepat saji.

"Bandingkan di Korea, dengan penduduk 50 juta jiwa, namun memiliki 2.000 restoran cepat saji," ujar Lee. Selengkapnya baca: . (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya