Riset: Media Internet Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Belanja Iklan

Iklan Online
Sumber :
VIVAnews -
Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Borneo FC
Data terbaru ZenithOptimedia menunjukkan  pertumbuhan global untuk iklan di media internet dalam kurun waktu 2012-2015 diprediksi akan melaju paling signifikan.
Sosok Abu Shujaa, Komandan Perang Al Quds yang 'Bangkit' dari Kematian

Dengan kontribusi lebih dari US$46 juta, media internet menjadi penyumbang terbesar dalam pertumbuhan belanja iklan global, melesat di atas televisi (US$25,2 juta), koran (US$6,4 juta), media luar-ruang (US$5,5 juta), majalah (US$3 juta), dan radio (US$2,6 juta).
Ketua DPRD Sebut Pemkab Klungkung Komitmen Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida


Dalam riset tersebut, Indonesia juga menunjukkan potensi periklanan yang signifikan. Kontribusi pertumbuhan belanja iklan Indonesia pada tahun 2012 hingga 2015 diprediksi menduduki peringkat empat dunia.


Amerika Serikat duduk di peringkat puncak dengan pertumbuhan belanja iklan sebesar US$ 21,1 juta, disusul Tiongkok US$ 13 juta, Argentina US$4,8 juta, Indonesia US$4,1 juta, dan Rusia US$3,28 juta.


“Ini momen emas bagi para praktisi komunikasi untuk memaksimalkan kampanye-kampanye komunikasi produknya. Identifikasi dengan tepat target sasar kita, pahami aspirasi, persepsi, sikap dan ekspektasi mereka, lalu rancang strategi komunikasi yang bernilai tambah, memikat dan membangun kedekatan merek dengan pelanggan," kata Managing Director Fortune PR, Indira Abidin dalam keterangan tertulis.


"Menurut riset-riset terkini yang kami pantau, investasi digital, tidak bisa tidak, harus dikuasai, digali dan dikembangkan. Ke depan, media inilah yang akan terus naik daun dan menjadi ‘nyawa’ bagi periklanan dunia dan Indonesia,” ungkap Indira.


Sementara itu, survei yang dirilis Nielsen awal Juli menunjukkan  74 persen responden Indonesia mengakui, iklan meningkatkan kecenderungan mereka dalam memilih merek.  Bersaing tipis dengan Korea (79 persen) dan Filipina (78 persen), Indonesia juga unggul jauh di atas rata-rata Asia-Pasifik sebesar 67 persen dan dunia yang ‘hanya’ 55 persen.


Berdasarkan survei Nielsen tersebut, ia meminta para praktisi komunikasi harus memanfaatkan peluang ini dengan menggencarkan  strategi-strategi iklan sebagai bagian dari strategi komunikasi terintegrasi yang tepat sasaran. "Para praktisi periklanan dan komunikasi secara umum bersempatan amat besar merebut hati konsumen." (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya