BI Mulai Kurangi Intervensi di Pasar Valas

Penukaran valuta asing di Kwitang,Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Kamis 25 Juli 2013, menyatakan bank sentral mulai mengurangi intervensi di pasar valuta asing. Kebijakan itu dilakukan karena kebutuhan mata uang asing sudah dapat dipenuhi oleh pasar dan rupiah mulai stabil.

"Kalau memang diperlukan, BI akan hadir di pasar. Kami akan terus dorong semua bentuk mekanisme pasar agar berjalan dengan lancar," kata Agus di Gedung BI, Jakarta.

Agus mengakui, akhir-akhir ini terjadi peningkatan permintaan di pasar valuta asing, sehingga menekan nilai tukar rupiah. Kebutuhan valuta asing tertinggi untuk aksi korporasi, termasuk repatriasi dividen perusahaan asing. Perusahaan swasta yang dimiliki investor asing mulai mengirimkan dividen ke negara asal.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Chatib Basri, menilai, perkembangan ekonomi global membuat nilai tukar terdepresiasi. Mengacu kondisi ini, ia optimistis rupiah akan kembali sesuai target pemerintah yang tertuang dalam APBN-P 2013 sebesar Rp9.600 per dolar AS.

Meski pelemahan cukup dalam, Chatib menilai pelemahan rupiah masih cukup aman dibandingkan mata uang kawasan lain seperti Jepang dan India. "Depresiasi nilai tukar kita sekitar 3,4 persen, tidak lebih buruk dibanding negara lain dan masih sejalan dengan pergerakan mata uang regional," tuturnya.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, hari ini, nilai tukar rupiah melemah tipis ke level Rp10.263 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp10.262 per dolar AS. (art)

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024