Iklan dari Mulut ke Mulut Tak Lagi Populer di Indonesia

Nicolas Cage jadi bintang iklan mobil China
Sumber :
  • Inautonews
VIVAnews – Lembaga survei Nielsen mengeluarkan hasil survei mereka terkait periklanan, baik itu media tradisional seperti televisi, internet maupun dari mulut ke mulut.
Timnas Indonesia U-23 Mengganas di Piala Asia, Marc Klok: Masa Depan Cerah

Dalam hasil survei tersebut, terlihat bahwa kepercayaan konsumen kepada iklan online meningkat. Sementara itu, iklan dari mulut ke mulut, masih menjadi cara paling ampuh untuk konsumen di Asia Tenggara.
Mendag Zulhas Sebut Kenaikan Harga Bawang Merah Akibat Banyak Pedagang Belum Mulai Berjualan

Dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 20 September 2013, The Nielsen Global Survey of Trust in Advertising melakukan survei terhadap lebih dari 29 ribu responden internet di 58 negara untuk mengukur sentimen konsumen pada 19 jenis iklan.
Konsumen Bisa Jajal Langsung Wuling Cloud EV di PEVS 2024

Iklan-iklan tersebut ada dalam format paid (berbayar), earned (menggunakan media dengan biaya relatif rendah atau tanpa biaya, biasanya melalui media sosial), dan owned (menggunakan media yang dimiliki sepenuhnya oleh pemilik produk, misalnya situs perusahaan).

"Di seluruh Asia Tenggara, konsumen memiliki kepercayaan paling tinggi pada bentuk iklan dari mulut ke mulut," kata Managing Director, Advertising Solutions, Nielsen, David Webb.

Di negara Asia Tenggara, kenaikan kepercayaan terhadap iklan dari mulut ke mulut dipimpin Filipina, yang naik tiga persen sejak 2007 menjadi 89 persen dari sebelumnya 86 persen. Angka ini berada lima persen di atas kepercayaan rata-rata global sebesar 84 persen.

Setelah Filipina, kepercayaan iklan tertinggi dari mulut ke mulut itu diikuti Malaysia yang naik delapan persen menjadi 86 persen. Selanjutnya, ada Singapura yang naik tujuh persen menjadi 85 persen.

Hal yang menarik adalah yang terjadi di Indonesia, karena terjadi penurunan persentase kepercayaan terhadap iklan dari mulut ke mulut. Tingkat kepercayaan di Indonesia turun dari 89 persen menjadi 85 persen.

Level ini sama dengan rata-rata global. Di Asia Tenggara, hanya dua negara yang tingkat kepercayaannya di bawah rata-rata global, yakni Thailand (79 persen) dan Vietnam (81 persen).

"Meskipun fragmentasi media dan terbentuknya platform iklan baru terus berlanjut, televisi tetap menjadi pilihan platform untuk menyampaikan pesan berkat kemampuannya untuk menjangkau massa," tuturnya.

"Penelitian ini menggambarkan bahwa iklan di televisi masih menghasilkan resonansi yang kuat bagi konsumen di Asia Tenggara. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya