Sumber :
- VIVAlife/Fajar Sodiq
VIVAnews - Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 rupanya tidak hanya menarik pembeli lokal, tetapi juga pembeli asing. Contohnya, pengusaha asal benua Amerika Selatan, Suriname.
"Saya baru pertama kali datang ke Indonesia," kata Moh. Jamiel Radjbali kepada wartawan, saat ditemui di TEI, Jakarta, Rabu 16 Oktober 2013.
Baca Juga :
Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat
Radjbali, yang membuka usaha jasa pemakaman itu mengatakan bahwa dia tidak mendapati barang-barang yang sesuai dengan bisnisnya. Namun, dia sedang mencari alternatif untuk diimpor ke negaranya.
"Saya sedang mencari kemungkinan produk alternatif yang bisa diimpor ke Suriname. Tetapi, saya tertarik batik," kata anggota Kadin Suriname ini.
Di tempat yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Suriname, Nur Syahrir Rahardjo, mengatakan bahwa ada 27 orang asal benua Amerika Selatan yang berkunjung dalam ajang pameran ini.
Selain itu, ia mengatakan bahwa sebagian besar kebutuhan masyarakat Suriname dipenuhi dari impor. "90 persen kebutuhannya diimpor dari luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, nilai perdagangan Suriname dan Indonesia masih relatif kecil. Nilai impor dari Indonesia sebesar US$7,9 juta, sedangkan ekspor ke Indonesia kurang dari US$1 juta.
Nur mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi alternatif sebagai negara asal impor. Sebab, di Suriname ada 15 persen masyarakat keturunan Jawa yang hidup di negara tersebut.
"Di sana, produk batik dan makanan disukai. Bahkan, Indomie mendominasi," kata dia. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di tempat yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Suriname, Nur Syahrir Rahardjo, mengatakan bahwa ada 27 orang asal benua Amerika Selatan yang berkunjung dalam ajang pameran ini.