Imbas Penguatan Dolar, Pertamina Kaji Kenaikan Harga Elpiji

Elpiji 12 Kg
Sumber :
  • Antara

VIVAnews - Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir, menyatakan bahwa Pertamina akan mengkaji menaikkan harga elpiji 12 kg, Senin, 9 Desember 2013.

Sedang Tersandung Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Ungkap Doa untuk Anak dan Kelurga

Ali mengaku rencana kenaikan ini menyusul kenaikan rupiah yang melonjak tinggi.

“Kira-kira kenaikannya di atas Rp1.000 setelah dolar menguat bahkan sampai menyentuh Rp12.000. Itu kisarannya antara Rp1.000 sampai Rp1.500/kg,” ujarnya.
 
Menurut Ali, dengan nilai tukar rupiah yang melonjak tinggi, subsidi menjadi membengkak. Sekarang, katanya, Pertamina mensubsidi elpiji 12 kg di atas Rp6.000 per kilogram. Kenaikan harga sudah mencapai 30 persen sehingga kerugian Pertamina semakin membesar.
 
“Kenaikannya sudah lebih dari 30 persen. Inilah yang mendorong semakin besarnya kerugian Pertama di bisnis elpiji 12 kg,” ucapnya.

Selain itu, Ali menuturkan kenaikan elpiji 12 kg terakhir adalah pada Oktober 2009. Akibat, sudah lama tidak dinaikkan dan semakin terpukulnya nilai rupiah, Pertamina merugi hampir Rp5 triliun lebih setiap tahun.

“Jadi, sudah lebih dari 4 tahun harga elpiji ini tidak mengalami kenaikan,” katanya.

Ali menjelaskan Pertamina harus mengambil langkah-langkah demi keberlangsungan bisnis Pertamina di elpiji 12 kg. Menurutnya, tidak ada perusahaan yang bisa bertahan dengan kerugian Rp5 triliun lebih per tahun.

“Kalau tekanan terhadap rupiah semakin besar, maka akan semakin besar pula kerugian Pertamina. Makanya, Pertamina harus melakukan langkah-langkah untuk menjaga keberlangsungan bisnis Elpiji 12 kg,” katanya.

Terkait terjadinya kenaikan harga elpiji 12 kg di Jawa dan Bali, Ali mengatakan Pertamina tidak menaikkan harga elpiji 12 kg, tetapi mengubah pola distribusi.

Tarisland Superstars: Kemegahan dan Antisipasi di Puncaknya

Dia menjelaskan kenaikan harga elpiji 12 kg menjadi kisaran Rp3.600 sampai Rp7.200 per tabung di Jawa dan Bali adalah implikasi dari perubahan pola distribusi itu.

Sebelumnya, tutur Ali, para agen membeli elpiji dengan diantarkan sampai ke tempat agen.

“Sekarang ini kita ubah, agen membeli elpiji Pertamina di tempat stasiun pengisiannya Pertamina. Nanti, agen yang membayar biaya pengisian dan agen yang membawa sendiri Elpiji ke tempat dia,” katanya.

Ali menyatakan Pertamina tidak menaikkan harga elpiji 12 kg. Sampai saat ini, katanya, elpiji masih disubsidi oleh pemerintah kisaran Rp6.000.

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Terancam 4 Tahun Bui

“Elpijinya sendiri masih disubsidi per kilogramnya. Pertamina masih mensubsidi lebih dari Rp6.000 per kilogramnya,” ucapnya.

Waktu belum pasti

Meski demikan, Ali menuturkan Pertamina belum bisa menyampaikan kapan harga elpiji 12 kg akan dinaikkan. Pihaknya masih melakukan pengkajian kapan waktu yang tepat untuk menaikkannya.

Kendati tidak perlu izin dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), namun, kata Ali, pemerintah meminta kepada Pertamina untuk memperhatikan waktu yang tepat dalam menaikkan harga elpiji 12 kg.

“Kita belum bisa sampaikan karena pemerintah walaupun kita memang tidak perlu izin, tapi kan pemerintah melalui Menko meminta Pertamina melihat timing yang tepat,” ucapnya.

Ali menambahkan Pertamina tidak akan mensosialisasikan terlebih dahulu sebelum kebijakan itu diterapkan. Menurutnya, hal itu sebagai strategi Pertamina untuk mengatasi adanya penimbunan-penimbunan.

“Masalah sosialisasi, perlu juga dipahami, kalau disosialisasikan seminggu atau dua minggu sebelumnya rencana kenaikan, mungkin saja akan terjadi penimbunan-penimbunan. Justru masyarakat sendiri yang nantinya repot,” katanya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya