Daya Saing Produk Hortikultura Indonesia Terancam Tertinggal

Sayuran hidroponik
Sumber :
  • http://www.yukiwaterfilter.com
VIVAnews
Terpopuler: Hal yang Dilakukan Suami Jika Istri Hyperseks sampai Bahaya Pijat Perbesar Penis
– Daya saing produk hortikultura Indonesia terancam tertinggal dari negara lain. Sebab, sejumlah perusahaan penyedia benih unggul sayuran, yang selama ini berinovasi, mengenalkan teknik budidaya baru, dan memasok benih unggul kepada petani, menahan investasinya.

Top News: AHY Wanti-wanti Prabowo, Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum

Hal itu terjadi, seiring pemberlakuan UU tentang Hortikultura yang membatasi investasi asing di usaha hortikultura, termasuk sektor perbenihan maksimal 30 persen.
Fenomenal, Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel

 

Tidak hanya menahan rencana investasinya, sejumlah perusahaan bahkan diam-diam telah mengalihkan usahanya dari Indonesia.


"Hingga saat ini, sudah ada dua perusahaan yang mengalihkan investasinya. Selain itu, ada dua perusahaan dari Amerika dan Eropa yang membatalkan investasinya," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perbenihan Hortikultura (Hortindo), Afrizal Gindow, dalam keterangannya, Minggu 16 Maret 2014.

 

Memang seharusnya, kata Afrizal, perusahaan-perusahaan benih yang tergabung dalam Hortindo memahami niat baik pembatasan investasi di usaha hortikultura.


Namun, ketentuan tersebut tidak tepat jika diterapkan untuk sektor perbenihan. Sebab, industri benih sangat sarat dengan inovasi, teknologi tinggi, dan kebutuhan investasi yang besar, dengan resiko tinggi,  serta jangka waktu investasi yang lama.

 

Padahal, tambah dia, dengan beroperasinya perusahaan asing di bidang perbenihan di Indonesia, potensi terciptanya inovasi khususnya penemuan benih unggul cukup besar. Untuk mendapatkan satu benih unggul dibutuhkan akses terhadap sumber genetik unggul yang belum tentu ada di Indonesia.


Apalagi, hampir 80 - 90 persen sayuran yang ada di pasar saat ini bukanlah tanaman asli Indonesia, termasuk bayam, kangkung, dan cabe.


"Perusahaan multinasional memiliki akses terhadap sumber genetik unggul di negara asal tanaman-tanaman tersebut," ujar Afrizal.


Untuk itu, lanjutnya, sejumlah negara yang industri hortikulturanya berkembang seperti India, China, Thailand, dan Vietnam membuka diri, bahkan memberikan insentif kepada perusahaan perbenihan multinasional.


"Hasilnya, petani di India dan Thailand kini memiliki banyak pilihan varietas," katanya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya