Boediono: Proyek Migas Banyu Urip Tak Boleh Mundur

Seorang petugas berjaga di lapangan minyak Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo
VIVAnews
Masuk Usia Kepala 4, Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kain Kafan?
- Wakil Presiden, Boediono, Jumat 25 April 2014, mencermati bahwa proyek minyak dan gas di Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, tidak mundur dari jadwal yang telah ditetapkan.

Geger Video Mesum Napi Narkoba dengan Wanita di Ruangan Lapas, Lagi Diusut Kemenkumham

Hal itu disampaikan Boediono usai melakukan kunjungan dan menyimak pemaparan Plt. Kepala SKK Migas, Johanes Widjanarko, di lokasi lapangan migas Banyu Urip, Bojonegoro, Kamis 24 April 2014.
Kaesang: Walaupun PSI Belum Bisa Masuk Senayan, Enggak Masalah


Dalam kesempatan itu, Boediono beserta rombongan meninjau lapangan EPC-1 yang sudah 87 persen selesai pembangunannya. Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto serta Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo.


Johanes memberikan pemaparan mengenai perkembangan proyek selama lima tahun terakhir dengan nilai investasi US$2,8 miliar.


“Kalau dilihat sekarang tidak ada masalah, tinggal dilakukan sesuai jadwal. Tinggal pastikan bahwa ini tidak mundur lagi, syukur kalau bisa maju,” ujar Boediono di Bojonegoro.


Secara prinsip, pengembangan lapangan Banyu Urip telah disetujui sejak 15 Juli 2006. Cadangan yang dari semula diketahui sebanyak 265 juta barel pada 2006 menjadi 445 juta barel pada 2010.


Total rencana investasi sebesar US$2.525,2 juta yang terdiri atas fasilitas produksi US$2.188 juta dan pemboran sumur US$337,2 juta.


Pemegang
production sharing contract
(PSC) adalah Mobil Cepu Ltd dan Pertamina EP Cepu yang ditandatangani pada 17 September 2005 untuk masa kontrak 30 tahun.


Menurut Johanes, proyek Banyu Urip dirancang dan dibangun oleh lima konsorsium EPC yang dipimpin kontraktor nasional, dengan 87 persen proyek keseluruhan telah selesai.


Dia mengatakan, mulai April 2014, bila segala sesuatu sesuai jadwal, dari produksi awal lapangan Banyu Urip bisa menghasilkan 29 ribu barel per hari yang akan menanjak hingga 70 ribu barel per hari pada November 2014.


Kapasitas puncak diperkirakan terjadi pada Februari 2015 dengan kapasitas produksi hingga 165 ribu barel per hari hingga tiga tahun setelahnya.


Boediono juga mengharapkan, potensi pengembangan lapangan lain di Blok Cepu, antara lain lapangan Kedung Keris, Alas Tua Barat, dan Alas Tua Timur, setelah produksi Banyu Urip berkurang di kemudian hari.


“Kalau sampai November 2014 dari Banyu Urip bisa diproduksi sampai 70 ribu barel, lumayan. Semoga di lapangan tidak ada hambatan lagi. Saya minta pemda juga kooperatif untuk menjaga ini semua terjadi,” kata Boediono.


Johanes menuturkan, dari pihaknya tak ada lagi yang perlu diterbitkan mengingat semua ikhwal perizinan telah dikeluarkan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya