Jelang Ramadan, BPOM Temukan Ribuan Paket Pangan Ilegal

Petugas BPOM Banten memeriksa bakso kemasan
Sumber :
  • ANTARA/Asep Fathulrahman
VIVAnews
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
- Badan Pengawas Obat dan Makanan pada hari ini, Kamis 12 Juni 2014, melakukan koordinasi lintas sektor, di antaranya Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Asosiasi Pangan untuk membahas koordinasi rencana pelaksanaan Intensifikasi Pengawasan atau Sidak Pangan menjelang Ramadan.

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia

Kepala BPOM Roy Sparringa, mengatakan bahwa koordinasi lintas sektor perlu untuk meningkatkan intensifikasi pengawasan pangan menjelang bulan Puasa agar pelanggaran-pelanggaran produk pangan yang beredar selama Ramadan seperti 2013 dapat diatasi.
Waspada! Buaya Masih Berkeliaran di Kolam Ikan Milik Warga Medan Labuhan


"Kami ingin produk yang dijual betul-betul memenuhi syarat, legal, dan tidak kadaluarsa," ujarnya di Gedung BPOM, Jakarta.


Strategi atau langkah yang digunakan melalui langkah preventif dan penegakan hukum jika ditemukan produk yang tidak layak edar seperti tanpa izin edar, kadaluarsa, rusak, ilegal, tidak berlabel SNI, serta tidak memenuhi persyaratan izin edar lainnya.


Menurut Roy, dalam melakukan langkah strategis untuk melindungi konsumen, BPOM melakukan langkah
pre market
dan
push market
.


Pre market
merupakan evaluasi bagaimana makanan memenuhi label SNI, dan untuk produk pangan impor selain memenuhi izin edar, tetapi juga harus melalui surat keterangan impor.


Sedangkan
push market
adalah bagaimana produk diproduksi dan kesesuaian janji para produsen pada saat
pre market
.


Kata Roy, hal ini dilakukan agar BPOM tidak lagi kecolongan oleh pelaku usaha nakal yang sering melakukan cuci gudang. Cuci gudang yang dimaksud adalah menjual produk-produk pangan yang sudah kadaluarsa.


"Permintaan meningkat, maka suplai mejingkat. Pelaku usaha sering nakal. Sering cuci gudang. Kami tidak ingin kecolongan," tuturnya.


Roy menambahkan, pengawasan menjelang Puasa sudah dilakukan selama dua minggu. Hasilnya, di wilayah Jakarta Utara masih ditemukan produk pangan ilegal yang disimpan dan siap untuk di pasarkan. "Dua minggu ini, lebih dari 5.000 kemasan produk ilegal ditemukan," ujarnya.


Dia mengaku bahwa pihak swasta juga berperan dengan mengkampanyekan keamanan makanan dengan memasang poster-poster di perbelanjaan tradisional maupun modern.


Roy menghimbau, demi terealisasikannya pengawasan pangan selama Ramadan, baik pemerintah, pelaku usaha, serta konsumen mendukung program ini. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya