VIVAnews - Sistem keuangan syariah membutuhkan peraturan yang berlaku secara global dan bisa diterapkan di semua negara. Peraturan yang berlaku internasional ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi syariah yang sedang tumbuh pesat.
Beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia dan Iran telah memiliki peraturan mengenai sistem keuangan yang berlaku di negara masing-masing. Tetapi ada perbedaan aturan di antara masing-masing negara tersebut.
"Sistem keuangan syariah memerlukan regulasi yang berlaku global seperti halnya Basel 1, Basel 2 di dunia keuangan konvensional," tutur Direktur MIBF Economics and Finance La Trobe University Ishaq Bhatti pada Australia Education International Seminar Series di Kedutaan Besar Australia, Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 23 April 2009.
Aturan perbankan syariah di beberapa negara seperti Malaysia, Iran, dan Arab Saudi memperbolehkan suatu sistem atau produk syariah, sementara aturan di negara lain melarang praktik demikian. Adanya standar regulasi akan memudahkan perbankan syariah tumbuh di semua negara tanpa batasan (abroad regulation).
Bhatti menuturkan, regulasi syariah global nantinya merupakan integrasi aturan-aturan lokal yang memenuhi kebutuhan sistem keuangan syariah dari segi produk hingga prosedur perbankan syariah.
Menurutnya, meskipun pertumbuhan perbankan syariah selama dekade terakhir sangat pesat, perbankan syariah memerlukan waktu untuk berkompetisi dengan perbankan yang berlaku saat ini. Bhatti mengilustrasikan, suatu produk perbankan syariah yang lahir dari riset memerlukan waktu untuk menjadi produk perbankan yang mapan (settle). "Pertumbuhan perbankan syariah 10 sampai 15 persen sudah bagus," katanya.
Perbankan syariah yang tumbuh pesat perlu diimbangi dengan penyediaan sumberdaya perbankan syariah. Salah satu caranya menerapkan perbankan syariah ke dalam sistem pendidikan. Sumber daya perbankan syariah saat ini sebanyak 50.000 orang masih sangat terbatas mengingat permintaan akan sistem syariah terus bertambah.
"Pendidikan adalah kunci melatih dan membentuk sumber daya perbankan syariah untuk kebutuhan masa depan," katanya. Tantangan perbankan syariah di kemudian hari, kata Bhatti, di antaranya analisis risiko perbankan syariah, pasar perbankan, manajemen syariah serta penelitian mengenai produk-produk syariah.
Negara-negara yang kini konsen pada pembentukan sumberdaya perbankan syariah melalui pendidikan, d iantaranya Malaysia dan Australia. Perguruan tinggi dan akademi sektor perbankan syariah banyak tumbuh di kedua negara. Di Australia, Universitas La Trobe membuka jurusan perbankan syariah program master.Siswa-siswanya berasal dari berbagai negara seperti Malaysia dan Indonesia.
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Google Photos adalah layanan penyimpanan dan berbagi foto dan video yang disediakan oleh Google. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan foto dan video
iPhone 13 Masih Menjadi Incaran Pecinta iPhone, Simak Kelebihan dan Kekurangannya iPhone 13
Gadget
7 menit lalu
iPhone 13 adalah salah satu ponsel pintar terbaru dari Apple yang dirilis pada tahun 2021. Ini adalah penerus dari iPhone 12 dan hadir dengan beberapa peningkatan
Xiaomi Pad 6S Pro vs Xiaomi Pad 6: Panduan Memilih Tablet Terbaik untuk Kebutuhan Anda
Gadget
24 menit lalu
Xiaomi baru saja meluncurkan Xiaomi Pad 6S Pro dan Xiaomi Pad 6 dari seri pendahulu, tablet terbaru mereka yang menawarkan spesifikasi gahar untuk pengguna profesional.
Keunggulan Xiaomi 11T Pro: HP yang Sedang Ramai Diburu Pecinta Xiaomi, Cek Sebelum Membeli!
Gadget
39 menit lalu
Xiaomi 11T Pro menghadirkan desain elegan, layar AMOLED 120Hz, kamera 108MP, dan performa tinggi dengan Snapdragon 888, ditambah baterai 5000mAh dengan pengisian cepat 12
Selengkapnya
Isu Terkini