Triwulan II, Penjualan Properti Residensial Meningkat

Pameran Properti di Senayan City
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan II 2014 meningkat menjadi 36,65 persen dibandingkan triwulan I yang kenaikannya hanya 15,33 persen dan ketimbang triwulan keempat 2013. Penjualan rumah, khususnya menengah, sejalan dengan tingginya kebutuhan terhadap hunian.
Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini

Survei Harga Properti Residensial yang dirilis Bank Indonesia (BI) hari ini, Selasa 12 Agustus 2014, peningkatan penjualan properti itu tercermin dari meningkatnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada triwulan II sebesar 5,9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia

Hingga saat ini, penggunaan KPR masih menjadi sumber pembiayaan dominan bagi konsumen dalam pembelian properti residensial. Suku bunga yang dikenakan rata-rata sebesar 9-12 persen.
Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa

Sementara itu, dari sisi developer, dana internal perusahaan yang berasal dari modal yang disetor yaitu 63,35 persen, masih menjadi sumber utama pembiayaan properti residensial.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengaku saat ini, kebutuhan masyarakat akan rumah mewah masih tinggi. Karena itu, peningkatan penjualan sesuai dengan perkiraannya.

Meski demikian, dia meningatkan masyarakat untuk pembiayaan kredit perumahan membeli rumah kedua dan selanjutnya akan terkena aturan pengetatan ketentuan kredit BI.

"Kami meyakini ini, kalau seandaninya tipe-tipe orang yang akan membeli dengan kredit dan kalau itu sudah rumah yang lebih dari nomor dua kena aturan LTV (loan to value, atau rasio kredit terhadap nilai agunan)," ujarnya.

Indeks harga properti residensial pertumbuhannya juga meningkat pada triwulan II, yaitu sebesar 1,69 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, secara tahunan mengalami perlambatan sebesar 7,40 persen, tekanan kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III.

Menurut survei itu, faktor yang ditengarai menjadi penyebab kenaikan harga rumah adalah kenaikan harga bahan bangunan dan kenaikan upah pekerja.

Berdasarkan tipe rumah, kenaikan paling tinggi terjadi pada rumah tipe kecil yaitu 2,09 persen ketimbang triwunan I.  Sedangkan berdasarkan wilayah, Manado tercatat mengalami kenaikan harga tertinggi sepanjang periode survei sebesar 9,54 persen, terutama untuk rumah tipe besar sebesar 11,13 persen. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya