Pengamat: Dirut Baru Garuda Sebaiknya dari Eksternal

Garuda Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews
Selain Netanyahu, Ini Pihak Israel yang Dikabarkan Akan Ditangkap Pengadilan Kriminal Internasional
- PT Garuda Indonesia Tbk akan kehilangan direktur utamanya, setelah Emirsyah Satar mengundurkan diri. Maskapai pelat merah ini membutuhkan pengganti yang bisa menstabilkan keadaan Garuda.

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

"Yang dibutuhkan Garuda itu adalah orang yang bisa mengoperasionalkan Garuda, bukan yang menyemangatkan. Garuda harus distabilkan, bukan dikembangkan," kata pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu, ketika dihubungi
Terkuak, Warna Ini Bisa Memprediksi Keberadaan Alien
VIVAnews , Kamis 11 Desember 2014.


Said mengatakan, ada dua persoalan yang kini tengah dihadapi Garuda, yaitu terkait operasional dan finansial. Dia mengatakan, Garuda mengoperasionalkan pesawat yang terlalu banyak, sehingga biaya operasional membebani keuangan.


"Jadi, yang dibutuhkan itu orang yang bisa menstabilkan Garuda," kata dia.


Harus Eksternal

Said mengatakan, kriteria lainnya adalah orang itu harus berasal dari luar perseroan. Hal ini bertujuan agar masalah perusahaan bisa ditangani secara baik. Tentunya orang itu adalah orang yang punya rekam jejak baik.


"Kalau lagi bermasalah, mendingan eksternal supaya dia bisa jernih menata kebijakan tanpa sungkan. Kalau orang dalam, yang ada dia malah bertahan terus (dengan kondisi itu). Itu kalau pengalaman saya," kata dia.


Said pun mencontohkan dirut-dirut perusahaan pelat merah yang berasal dari luar perseroan yang dinilai sukses "memperbaiki" BUMN-BUMN. Sebut saja mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk, Agus Martowardojo, dan mantan Dirut KAI, Ignasius Jonan.


"Waktu Bank Mandiri goncang, Agus Martowardojo masuk. Terus, ada Jonan (Ignasius Jonan) yang masuk," kata dia. (art)


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya