Obama Tuduh Tiongkok Susun 'Aturan Perdagangan' Sendiri

Presiden AS, Barack Obama dan Presiden China, Xi Jinping melakukan pertemuan.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id -
Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik
Barack Obama tuduh Tiongkok sedang menyusun "aturan permainan" perdagangan yang merugikan pebisnis AS. Dan, jika berhasil, maka Tiongkok akan bebas mengabaikan standar lingkungan dan kebutuhan dasar pekerja.

Tunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Bergerak Datar

"Kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Kita harus menulis aturan (sendiri), dan memberi ruang bermain untuk kelas menengah kita. Langkah pertama adalah Kongres untuk mewujudkan Trade Promotion Authority (Otoritas Promosi Perdagangan)," kata Presiden Amerika Serikat (AS) itu, seperti dikutip
Dolar Menguat Bikin Harga Emas Merosot
The Hindu Business Line , Jumat 20 Februari 2015.


Sebelumnya,
Reuters
memberitakan Wakil Perdagangan Amerika, Michael Froman, mengatakan Tiongkok memberikan subsidi sekurangnya satu miliar dolar selama tiga tahun terakhir. Dukungan finansial itu melanggar aturan-aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).


Froman mengatakan, industri tekstil, pakaian, logam, bahan kimia, produk medis, bahan bangunan dan pertanian itu diuntungkan oleh subsidi pemerintah setempat.


Obama mengatakan prioritas utama sebagai Presiden adalah memastikan Amerika memiliki kesempatan untuk maju.


"Itulah sebabnya kami harus memastikan Amerika Serikat --dan bukan negara seperti Tiongkok-- harus menulis "aturan" pada abad ini untuk perekonomian dunia," katanya.


Perdagangan, kata Obama, punya peran penting untuk mendukung gaji layak bagi pekerja kelas menengah di AS. Sayangnya, kesepakatan perdagangan masa lalu tidak cukup menggembirakan.


"Itu sebabnya, saya tidak akan menandatangani perjanjian yang tidak mengutamakan pekerja AS," katanya.


Namun, Obama juga menyadari fakta bahwa 95 persen pelanggan potensial berada di luar AS. Itu sebabnya, pemerintahannya sedang melakukan negosiasi Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP). Dengan begitu, kata Obama, AS bakal mendapat keuntungan dari perdagangan yang tidak hanya gratis, tetapi juga adil.


AS menggandeng 11 negara untuk kesepakatan TPP. Perjanjian itu bertujuan untuk menetapkan standar umum mengenai isu-isu seperti hak pekerja, faktor lingkungan dan hambatan perdagangan. AS tidak memasukkan Tiongkok dalam 11 negara yang ikut TPP.


"Kita punya kesempatan untuk membuka pasar lebih besar untuk barang dan jasa. Dan, didukung oleh tiga kata yang membanggakan: Made in America. Demi bisnis dan pekerja Amerika, ini adalah kesempatan yang perlu kita ambil," kata Obama. (one)


Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya