Investasi Pupuk Hayati Lebih Murah

VIVAnews - Biaya investasi pembuatan pupuk bio fertilizer (pupuk hayati) lebih murah daripada fertilizer. Capital Expenditure (capex) pabrik bio fertilizer hanya seperlima dari pembuatan pabrik pupuk buatan.

Ketua Umum Dewan Pupuk Indonesia Zaenal Soedjais mengatakan, perbandingan penggunaan pupuk antara sektor pertanian dan industri secara perlahan berubah. "Penggunaan pupuk akan menyusut," kata dia pada Diskusi Pasokan Gas untuk Industri Nasional di Departemen Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Rabu, 20 Mei 2009.

Zaenal menyatakan, produksi pupuk di Jepang, konsumsi pupuk urea sebelum 2008 sebanyak 2,9 juta ton. Sementara konsumsi tahun lalu menjadi 800 ribu ton. "Sebagian besar dikonversi ke pupuk NPK, organik, dan biofuel," katanya. Hal serupa juga dilakukan di negara lain seperti Korea dan Jerman.

Pergeseran pabrik pupuk buatan juga terjadi di Eropa. Pabrik amoniak di negara-negara Eropa kini banyak yang berpindah ke Timur Tengah dan Asia.

Dia menuturkan, pembangunan pabrik biofuel dalam lima sampai 10 tahun akan mengurangi pupuk urea. Merujuk pada sistem pembangunan pabrik, Zaenal menuturkan, pembangunan pabrik bio fertilizer di Cina berhasil mengurangi biaya produksi hanya 15 persen dari pabrik fertilizer. "Teknologi yang tepat mengefektifkan pembangunan pabrik," kata Zaenal.

Ian Wright Sebut 2 Pemain Ini Dibutuhkan Arsenal untuk Taklukkan Bayern Munich, Siapa Mereka?
Toyota Prius 2024

Toyota Tarik Ratusan Ribu Unit Mobil Prius Hybrid di AS

Pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota mengumumkan untuk melakukan penarikan kembali atau recall Prius terbaru.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024