Pupuk Indonesia Keluhkan Tingginya Harga Gas Industri

Pipa gas. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • FGSZ
VIVA.co.id
Perbedaan Harga Gas di Daerah Tinggi, Ini Usulan Pengusaha
- PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) mengeluhkan tingginya harga gas untuk industri. Perusahaan pelat merah itu pun berencana untuk gasifikasi batu bara.

Komisi VII Desak Pemerintah Atur Disparitas Harga Gas
"Gas itu sudah terlalu mahal," kata Direktur Investasi dan Pengembangan Pupuk Indonesia Holding Company, Nugraha Budi Eka Irianto, kepada wartawan di Jakarta, Selasa malam 14 Juli 2015.

Parah, Pak RT Justru Jadi Pelaku Pengoplosan Gas Elpiji
Anto--panggilan Nugraha Budi Eka Irianto--mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menggunakan batu bara untuk industri pupuknya. 

Sebab, harga batu bara lebih murah daripada harga gas. Saat ini, harga gas berkisar US$6-6,5 per million metric British thermal unit (mmbtu).

Dia pun membandingkan, harga batu bara yang diasumsikan seharga US$60 per ton, kalau digasifikasi, harganya menjadi US$3-3,5 per mmbtu. Harga gas dari batu bara bisa 35-45 persen setara gas alam.

"Ke depannya, kami membuat gasifikasi batu bara dalam rangka tekan biaya bahan baku. Gas adalah bahan baku industri, agar industri bisa hidup," kata dia.

Harga gas di Indonesia, lanjut Anto, memang variatif. Misalnya, harga gas di Kalimantan Timur sebesar US$7,4 per mmbtu dan di Palembang sebesar US$4,5 per mmbtu.

"Kalau dibandingkan dengan Malaysia, harga gasnya US$4,5 per mmbtu karena dikontrol Petronas--perusahaan migas yang dikendalikan pemerintah. Kalau kami kan Pertamina kecil (jual gas). Sebagian besar gasnya bukan dari Pertamina, tetapi seperti Exxon, ConocoPhillips," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya